"Ini dia mobil barunya!" Ucap Andra saat Kirana diajak kerumah baru yang akan mereka tempati.
Andra memberikan Kirana mobil sebagai permohonan maafnya atas kejadian di Bandung waktu itu. Tersirat senyum di wajah Kirana, ia tidak menyangka Andra serius membelikannya mobil.
"Kamu suka ga?" Tanya Andra.
"Suka!"
"Alhamdulillah..."
"Mama mau juga dong Ndra, mobil! Masa Kirana dibeliin, Mama nggak!" Ucap Mama.
"Mama kan udah punya mobil."
"Tapi Mama mau dong kalau di tukar dengan yang lebih bagus!"
"Iya, nanti kalau Andra ada rezeki lagi ya, Ma!"
Mama iri terhadap menantunya yang baru dibelikan mobil oleh anaknya. Kirana jadi merasa tidak enak menerima mobil pemberian Andra ini.
"Mas, itu mobil yang baru kamu beli, untuk Mama aja!" Bisik Kirana.
"Lho, kenapa?"
"Tadi kan Mamamu bilang, dia mau mobil."
"Udah, itu punya kamu. Mama biar nanti aku belikan yang baru kalau aku ada rejeki."
Kirana belum bisa menyetir mobil, jadi ia berpikir, ia belum butuh untuk memakai mobil sendiri, karena sudah ada mobil milik Andra pribadi.
Kirana berkeliling, melihat kesekitar rumah barunya. Kini Kirana harus bersiap untuk pindah kerumah barunya ini, rumah ini sudah dibuatkan oleh mertuanya, rumahnya berada disebelah rumah mertuanya.
"Kita siap - siap pindah kesini ya!" Ucap Andra.
Kirana melihat - lihat seisi rumahnya, rupanya sudah diisi barang - barang oleh Andra, dari mulai sofa dan meja di ruang tamu, meja dan kursi makan, kulkas, mesin cuci, tempat tidur dan juga lemari. Kirana hanya tinggal mambawa pakaiannya saja untuk pindah ke rumah ini.
"Gimana Kirana, kamu siap tinggal disini?" Tanya Andra.
"Iya!"
"Semua barang - barangnya Andra yang belikan, beruntung banget lho kamu nikah sama anak Mama." Tutur Sang Mama. Kirana hanya tersenyum kecil.
Bangunan rumah yang berdiri diatas tanah seluas dua ratus meter ini cukup bagus, modelnya minimalis, sesuai dengan rumah yang Kirana impikan. Lagi - lagi pikirannya melompat ke belakang, ia jadi teringat saat ia dan Farhan melihat - lihat rumah dengan model seperti ini disuatu perumahan yang berada di kota. Rumah yang halamannya cukup luas, tingkat satu, balkonnya bisa untuk bermain anak. Farhan ingin mengambilnya, tapi uang mereka belum cukup, lalu Kirana juga teringat ia dan Farhan melihat berbagai barang - barang rumah tangga disuatu Mall. Kirana sudah berimajinasi akan membeli barang - barang tersebut untuk mengisi rumah mereka. Pada saat itu Farhan berjanji akan segera mewujudkan keinginan Kirana tersebut.
"Heii, kenapa sih?" Tegur Andra yang membuyarkan lamunan Kirana.
"Ga apa - apa."
"Kamu udah lihat seluruh ruangan dan kamar mandinya?"
"Udah."
"Gimana menurut kamu?"
"Bagus."
"Ini semua Andra yang design lho!" Ungkap Mama.
"Iya, aku suka." Sahut Kirana.
"Terimakasih dong sama suami kamu!" Perintah Mama.
"Makasih ya!" Ucap Kirana sambil menghadap suaminya.
Andra dan Kirana mulai membersihkan rumahnya, karena sebentar lagi akan mereka tempati. Kini, depan rumah Kirana, bukan rumah Farhan lagi, namun didalam hati Kirana, Farhan masih jadi ada dibarisan paling depan.
Hari sudah siang, Kirana duduk diatas sofa barunya, beristirahat sebentar.
"Kamu laper ya? Makan dirumah Mama yu!" Ucap Andra sambil mengajaknya kerumah Mama.
Andra melihat kemeja makan, ternyata belum ada makanan yang tersedia, Mbak Lastri belum selesai memasak.
"Kiran, kamu bisa masak?" Tanya Mama mertua pada Kirana.
"Bisa sedikit - sedikit."
"Yaudah, kamu bantu - bantu Mbak Lastri sana didapur!" Perintah Mama mertua.
"Iya, Ma!" Kiran beranjak ke dapur, menuruti perintah Mama Mertuanya. Ia mulai membantu Mbak Lastri masak, untuk makan siang bersama. Untungnya ia sering membantu ibunya memasak, jadi sudah terbiasa melakukan pekerjaan ibu rumah tangga ini.
Diwaktu yang sama, Farhan sedang berada dikantor, ia sedang makan siang bersama teman - temannya.
"Cieee... Yang kemaren kondangan sama Felisa!" Ledek Reno.
"Apaan sih! Pasti Arkan yang bocorin ya?" Ucap Farhan.
"Iya."
"Emang lo ga kondangan sama cewek lo?" Tanya Dias.
"Ga ada cewek, udah kelaut!"
"Jangan - jangan, yang nikah itu mantan pacar lo ya?" Tebak Angga, yang hanya bercanda. Farhan dalam hatinya tertawa, benar apa yang Angga katakan, mantannyalah yang menikah kemarin, namun Farhan tak ingin berterus terang pada teman - temannya.
"Ssttt... Felisa lewat tuh!" Ucap Angga sambil melirik Farhan.
"Hai Fel!" Sapa Farhan.
"Hei, boleh gabung ga?" Tanya Felisa sambil membawa semangkuk mie ayam.
"Boleh-boleh." Jawab Farhan sambil menggeser duduknya kesebelah kiri. Felisa makan bersama Farhan, Angga, Dias dan Reno. Mereka berbincang masalah pekerjaan.
Sudah sore hari, Andra mengajak Kirana jalan - jalan dengan menaiki mobil baru mereka. Mereka keliling kota, lalu Andra mengajak Kirana belajar mengendarai mobil. Ia ingin istrinya ini menjadi wanita mandiri, karena ia tidak bisa setiap saat mengantar Kirana untuk berangkat kekantor.
"Nanti kalau nyetirnya sudah lancar, kamu ke kantor bawa mobil sendiri ya!" Ucap Andra.
"Iya."
Saat sedang istirahat sambil jajan dipinggir jalan, Kirana yang sedang duduk di rerumputan melihat seseorang yang mengendarai motornya, helm yang ia pakai sudah tak asing bagi Kirana, motor dan plat nomornya pun sudah dihafal oleh Kirana. Seketika mata Kirana tak lepas dari sosok orang tersebut, ia lewat didekat Kirana, memboncengi seorang wanita, ia adalah Farhan. Kirana tidak salah lihat, itu adalah Farhan yang sedang memboncengi Felisa. Mereka berdua baru pulang kerja.
Memori Kirana kembali terbuka, biasanya ia yang selalu berada diatas motor itu, ia yang selalu berada di belakang Farhan. Ia yang selalu mencium wangi jaketnya Farhan. Kini posisinya sudah tergantikan oleh orang lain. Kirana teringat, saat Farhan menjemput ia di kantor, lalu mereka makan malam bersama, pada saat itu hujan turun, lalu mereka berteduh. Farhan tidak ingin Kirana merasakan kedinginan, ia pun memberikan jaketnya untuk dipakai oleh Kirana. Hujan tak kunjung berhenti sampai akhirnya banjir melanda. Mereka tidak bisa pulang karena terjebak banjir dimana - mana, ketika Farhan mencoba menerobos banjir, ternyata motornya mogok. Ia pun harus mendorongnya sampai menemukan bengkel. Ia menyuruh Kirana untuk pulang dengan taxi online, namun Kirana memilih untuk menemaninya hingga larut malam, hingga mesin motornya kembali menyala. Sungguh banyak kenangan - kenangan Farhan dan Kirana yang membuat Kirana sulit untuk lupa.
"Mau jajan apalagi, Sayang?" Tanya Andra sambil memandang Sang Istri. Ia duduk disamping Kirana.
"Udah deh, aku udah kenyang."
"Pulang yuk, udah mau magrib!" Ucap Andra, lalu mereka masuk kedalam mobil.
Farhan mengantar Felisa pulang kerumahnya. "Makasih ya Han,q udah nganterin aku pulang!" Ucap Felisa setelah sampai didepan rumahnya.
"Iya, sama - sama. Kapan - kapan, aku boleh main kerumah kamu?" Tanya Farhan.
"Boleh."
"Oke, sampai ketemu besok dikantor, ya!" Ucap Felisa, lalu ia masuk kedalam rumahnya.
Tiba - tiba Farhan juga teringat Kirana, tadi ia juga melihat Kirana sedang bersama suaminya. Farhan berpikir kalau Kirana sudah bisa menerima Andra dan sudah bahagia bersamanya. Kini saatnya ia yang juga bisa bahagia bersama yang lain, ia harus segera move on.