Handphone Farhan berbunyi, ada telepon dari Arkan. Teman - temannya Farhan mencari keberadaannya, karena ia tak ada dikamarnya.
"Temen aku telepon nih, aku keluar dulu ya! Kamu sini aja jangan kemana - mana, nanti aku beliin sarapan!"
"Oke!"
Farhan keluar dari villa yang ditempati Kirana, lalu ia kembali bersama teman - temannya.
"Woii..." Farhan yang tiba - tiba muncul mengagetkan mereka.
"Eh lo dari mana, semalem kok ga balik?" Tanya Arkan.
"Gw mau balik tapi pintunya dikunci, gw udah gedor - gedor, gw udah nelpon lo semua, tapi ga diangkat!"
"Iya, gw ngantuk banget, sorry ya!" Sahut Dias
"Gw juga ngantuk banget!" Ucap Reno.
"Yaudah gapapa, santai aja!"
"Terus akhirnya lo tidur dimana?" Tanya Angga yang penasaran.
"Gw tidur di kamar sebelah, kebetulan ada yang kosong, yaudah gw sewa aja lagi." Jawab Farhan, mereka pun percaya bahwa temannya ini menyewa kamar disebelah, padahal kamar yang Farhan tempati tidak berada persis disebelah kamar teman - temannya.
Akhirnya mereka berlima mencari sarapan dengan berjalan kaki menyusuri desa, udara disini dingin, banyak pepohonan yang hijau, sawah yang membentang luas, gunung yang terlihat indah dari kejauhan, sungguh lukisan semesta yang teramat indah jika dilihat setiap mata.
Farhan dan teman - temannya sampai di warung nasi, mereka memesan empat nasi dipiring, beserta lauk pauk pilihan mereka dan satu nasi dibungkus, beserta lauk - pauknya juga.
"Kok nasi lo dibungkus, Bro? Lo ga makan disini?" Tanya Arkan pada Farhan.
"Nggak! Gw mau makan dikamar aja." Jawab Farhan.
Keempat temannya meliriknya, namun mereka tak menaruh curiga sedikitpun pada Farhan.
"Oh iya nasinya tambah satu lagi!" Ucap Farhan pada Teteh penjaga warung nasi.
"Untuk siapa, Bro?" Tanya Dias sambil makan dengan lahapnya.
"Untuk gw, takut kurang."
"Lo makannya banyak banget! Biasanya juga ga sebanyak itu." Protes Dias.
Padahal Farhan membeli satu porsi nasi lagi untuk Kirana yang masih menunggu di dalam kamarnya.
"Kan nanti kita mau makan di resto yang terkenal di Bandung. Ntar lo keburu kenyang duluan, ga jadi makan disana." Ucap Angga sambil menyeruput teh hangat tawar yang baru saja disediakan.
"Udara dingin gini, gw tuh biasanya cepet banget laper!" Sahut Farhan.
Setelah membeli dua bungkus nasi, Farhan kembali ke Villa lebih dulu.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Kiran!" Panggil Farhan, tak lama kemudian Kirana membukakan pintu.
"Kita makan yuk!" Ajak Farhan, lalu mengunci pintunya.
"Kamu udah mandi?" Tanya Farhan.
"Udah..."
"Hhmmm, pantes cantik!" Puji Farhan, ia lupa bahwa Kirana adalah calon istri orang lain.
"Tuh kan mulai deh ngerayu lagi!"
"Oh iya, maaf! Ga sepantasnya aku merayu calon istri orang."
Kirana hanya tersenyum, ia tahu bahwa sebenarnya Farhan masih menaruh hati padanya. Mereka makan bersama, sambil berbincang ringan, mereka membicarakan masa kecil mereka yang selalu main bersama. Kirana yang semasa kecilnya tomboi, selalu memakai celana, mempunyai hobi naik pohon bersama teman laki - lakinya, namun sekarang sudah berubah menjadi Kirana yang feminin. Farhan yang dulu jelek, dekil dan jahil tapi sekarang berubah menjadi Farhan yang bersih dan tampan, namun kalau jahilnya masih ada sampai saat ini.
Mereka berdua tertawa terbahak, Kirana tak pernah seceria saat bersama Farhan, begitupun Farhan yang selalu bahagia saat berada didekat Kirana.
Drrttt ... Drrttt ...
Handphone Kirana bergetar, ibu meneleponnya. Seketika mereka terdiam.
"Aku bilang apa ya sama ibu? Aku takut deh! Pasti Andra udah ngadu ke ibu." Ucap Kirana yang sedang panik.
"Bilang aja, kamu nginap di villa, kamu baik - baik aja disini dan sebentar lagi kamu akan pulang. Jangan bilang kamu lagi sama aku!"
Kirana memojok kesudut ruangan, ia mengangkat telepon dari ibunya. Ibunya sangat mengkhawatirkannya, karena dari semalam mencoba menelepon Kirana namun tak diangkat - angkat. Kirana mencoba menenangkan Sang Ibu, Kirana bilang pada ibunya bahwa ia baik - baik saja, ia mengatakan apa yang Farhan bilang tadi, lalu ibunya bertanya tentang alasan Kirana kabur dari villa Andra, namun Kirana tak menjelaskannya, ia bilang akan menjelaskannya ketika nanti kalau dirinya sudah sampai dirumah.
"Gimana? Ibu marah ga?" Tanya Farhan sesaat Kirana menutup teleponnya.
"Alhamdulillah nggak!"
"Abis ini kamu siap - siap ya, kita pulang ke Jakarta!"
"Naik apa?"
"Naik bis."
"Kamu gimana?" Tanya Kirana.
"Iya pulangnya naik bis sama aku."
"Beneran, kita naik bis berdua?"
"Iya."
Kirana tersenyum, ia yakin bahwa Farhan tidak akan membiarkan ia pulang seorang diri.
"Kenapa sih, seneng banget?" Tanya Farhan.
"Kirain kamu mau membiarkan aku pulang sendiri!"
"Nggak! Mana tega aku membiarkan kamu pulang sendirian."
Drrttt ... Drrttt ...
Handphone Farhan bergetar, Arkan meneleponnya.
"Iya, Bro!"
"Lo lagi dimana sih, ngilang mulu?"
"Gw keluar sebentar. Lo semua udah balik ke villa?"
"Udah!"
"Yaudah, ini gw juga mau balik nih!"
Farhan menutup teleponnya.
"Aku balik kamar dulu ya!" Ucap Farhan.
"Nanti, aku mau keluar ga apa - apa kan? Temen - temen kamu ga ada yang kenal kan sama aku?"
"Ga ada sih. Emang kamu mau kemana?"
"Mau jalan - jalan disekitar sini aja. Menikmati udara pagi yang sejuk dan pemandangan yang indah."
"Boleh, tapi jangan keluar - luar villa nanti takut ilang, aku yang repot."
"Kenapa kamu yang repot? Kita kan ga ada hubungan apa - apa lagi."
"Tapi kan kamu semaleman sama aku, jadi aku merasa bertanggung jawab atas kamu."
"So sweet sekali."
"Perhatian aku ke kamu hanya sebagai tetangga depan rumah aja, ga lebih kok!" Canda Farhan.
"Masa sih?"
"Iyalah, jadi kamu ga usah GR!"
"Ha ... Ha ... Ha ..." Kirana tertawa. Ia benar - benar tak ingin hari ini cepat berlalu, ia tak ingin kebersamaan dengan Farhan segera usai. Ia senang dengan kondisi dimana ia bisa bersama dengan Farhan tanpa ada yang mengganggu.
Farhan keluar dari kamar Kirana, lalu kembali ke kamar teman - temannya.
"Tadi lo makan dimana sih?" Tanya Angga yang sangat penasaran
"Disini! Selesai makan gw jalan - jalan lagi keluar." Jawab Farhan.
Angga tidak yakin kalau Farhan menghabiskan dua bungkus nasinya didalam kamar, karena tidak ada bekas makannya sama sekali.
"Wah curiga nih gw, pasti lo lagi ngeliatin cewek - cewek cantik ya!" Sungut Dias.
"Nggak!" Balas Farhan sambil tertawa.
Kirana keluar kamar, ia merasa bosan berada didalam terus. Ingin melihat pemandangan disekitar dan menikmati udara sejuk yang tak ia dapatkan ketika berada di Jakarta.
Kirana berjalan melewati kolam renang yang diberisi cowok - cowok. Mereka adalah Farhan dan teman - temannya. Farhan dan teman - temannya renang dikolam yang berada dibelakang villa, walaupun airnya dingin seperti air es tapi tak membuat mereka menyudahi aktivitas berenangnya.
"Ssttt ada cewek cantik euy..." Bisik Arkan pada teman - temannya.
"Iya, cantik juga tuh cewek." Sahut Dias.
Kirana duduk didekat kolam renang, ia sedang memandangi gunung yang sangat mempesona sambil berfoto selfie.
"Lagi pada ngomongin apaan sih?" Tanya Farhan.
"Itu tuh ada Teteh yang lagi duduk, cantik juga." Jawab Reno sambil menunjuk kearah Kirana
"Yang mana sih?" Tanya Farhan yang pura - pura tidak melihat.
"Itu tuh yang pakai dress bunga - bunga." Jelas Arkan.
"Oh iya, cantik juga, tapi pasti udah punya pacar. Ga mungkin Teteh cantik itu belum punya pacar." Celetuk Farhan.
"Belum tentu, siapa tau aja masih jomblo." Sanggah Reno.
"Kenalan yuk!" Ajak Dias.
"Jangan ah, nanti dia takut sama kita." Tolak Farhan.
"Ah lo mah pura - pura ga mau karena ada kita - kita, takut kalah saing ya?" Canda Angga.
Mereka semua tertawa saling meledek satu sama lain. Kirana melirik sambil tersenyum kearah mereka, namun hanya sesaat, lalu ia langsung memalingkan pandangan.