Rania baru saja selesai membereskan semua barang-barangnya di dalam kamar kostnya.
"Kenapa sih? Kok aku sial terus kayak begini? Udah susah banget dapet kerjaan, terus sekarang? Aku diusir tanpa alasan yang gak jelas kayak begini! Kalau keponakannya mau dateng dan tinggal di sini, kenapa dia menerima aku di sini? Gila kali ya! Dipikir cari kost-kostan gampang apa! Ck!" Rania berdecak kesal.
Dia lalu berdiri tegak dan berkacak pinggang. "Apa aku pulang ke rumah Om Marvel aja ya? Ck! Gak mungkin lah, aku gak mungkin pulang dalam keadaan yang kayak begini, kalau tau aku bermasalah dengan Alfa, udah pasti aku kena omel habis-habisan, males banget dengerin omelannya. Pulang ke Bandung juga apalagi, habis aku sama Papa kalau pulang. Huuhhh ...." Rania menghembuskan napasnya dengan sangat kasar.
Rania lalu duduk di tepi ranjang dan berpikir. "Aku minta tolong siapa ya? Punya temen banyak tapi udah pasti gak bisa diandelin! Ck! Lagian ini kenapa sih? Kok hidupku kayak begini banget?"