Huuuhhh
Rafli duduk bersandar pada kursi kerjanya, dia menatap langit-langit ruangan kerjanya dan menghembuskan napasnya dengan sangat kasar.
Kini dia semakin bingung bagaimana cara mengambil hati Diandra lagi. Dia sudah berusaha mengejar Diandra dengan mendatanginya di pagi hari sebelum pergi ke kantor dan setelah pulang dari kantor, tak lupa dia juga selalu membawa buah tangan entah itu coklat, bunga atau makanan kesukaan sang istri walau belum berbuah manis, Diandra terlihat acuh tak acuh, mendiamkannya dan tak ada sedikitpun respon baik darinya.
Dia sudah seperti seorang remaja yang tengah mengejar gadis yang dia suka, tapi masih belum mendapatkan hasilnya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat lamunannya buyar seketika.
"Masuk" ucap Rafli, dia terduduk tegak dan melihat ke arah pintu. "Kenapa, Hel?" tanya Rafli pada salah satu staf perusahaan yang tengah berjalan ke arahnya.