1 minggu kemudian.
Rania terduduk di atas ranjang dengan mata yang menatap lurus ke arah handphone yang sejak tadi dia lihat. Dia terus melihat pesannya yang dia kirim pada Rafli namun tak kunjung dibaca juga.
Rania juga berusaha menelpon Rafli beberapa kali namun hanya terdengar nada dering tersambung yang tak kunjung diangkat juga.
"Dia ngapain sih di sana? Masa sampe chat aku gak dibaca sama sekali," batin Rania berucap.
Rania lalu kembali menyentuh 'Tulis Pesan' lagi mengetik.
"Kangen ...."
Send
Pesan yang Rania kirim kembali hanya centang dua berwarna abu-abu dan tak berubah warna menjadi warna biru. Padahal dengan jelas dia melihat jika nomor kekasih gelapnya itu sedang online.
Huuhhh.
Rania menghembuskan napasnya dengan sangat kasar.
"Kamu gak ke kantor?" tanya Alfa yang baru saja keluar dari kamar mandi, dia terlihat mengerutkan alis saat melihat Rania masih terduduk seraya memainkan handphonenya.