"Solusinya adalah kematianku," ucap Rafli.
"Apaan sih? Kam—"
"Tadi kan kamu sendiri yang bilang," sela Rafli memotong. "kalau kamu lebih menginginkan menjadi wanita yang jadi janda ditinggal mati dibanding—"
"Rafli udah ya cukup!" sela Diandra memotong, dia menahan segala sesak di dadanya saat Rafli berucap. "Aku sedang enggan berdebat jadi tolong! Jangan pancing aku untuk marah-marah! Aku beneran capek loh, Raf! Capek nangis, capek debat, capek hati, capek batin, capek semuanya! Jujur sumpah demi apapun aku nyesel ikut kamu ke sini, tau akan rumit seperti ini, waktu itu aku memilih tetap tinggal di Indonesia aja sendirian tanpa kamu. Tidak masalah kamu pulang dalam beberapa bulan sekali dan kita jarang ketemu, yang penting otak aku gak mendidih kayak sekarang!"
Rafli diam tak menjawab ucapan Diandra.