Rafli duduk bersandar pada pintu dimana Diandra ada di dalamnya, bibirnya mengerucut dan dia memukul pelan pintu dengan telapak tangannya. "Yaang?" panggil Rafli. "Baikan dulu kenapa sih, aku laper, belum makan dari kemarin."
Ceklek
Tubuh Rafli dengan seketika langsung terbaring di atas lantai saat Diandra membuka pintu.
"Bilang-bilang kek kalau mau buka pintu," ucap Rafli kembali terduduk tegak lagi.
"Bodo amat!" jawab Diandra.
"Ya Allah, Yaang ... ya udahlah, gak pa-pa. Aku laper," ucap Rafli menengadahkan kepalanya menatap Diandra.
Diandra menatap Rafli dengan mata yang memicing. "Kamu udah gede! Udah pinter bikin anak!" ucap Diandra dengan mata yang memicing.
Rafli menelan salivanya saat Diandra berucap.
"Ya masa timbang laper doang harus laporan sama aku, ya makan lah! Kenapa harus bilang sama aku?"
Rafli bangun dari duduknya dan berdiri tegak, berdiri 1 langkah di depan Diandra. "Ya kan gak ada apa-apa, kamu kan kemarin gak masak, jadi gak ada sisa," ucap Rafli.