Mata Darrel menatap lurus fokus pada layar monitor di atas mejanya, dia lalu menaruh tangannya di atas meja hendak mengetik di keyboard.
"Aauuww." rintih Darrel saat luka di siku lengannya itu terasa perih saat dia menaruh tangannya di atas meja, dia lupa kalau tangannya itu sedang terluka hingga langsung menaruh dengan kasar tangannya itu.
Darrel lalu melihat luka yang ditutup perban oleh Diandra tadi pagi. Dia lalu teringat saat tadi Diandra menolongnya dan dengan telaten dia mengobatinya.
"Kok aku malah gak tega ya kalau harus mengorbankan masa depan dia hanya untuk keegoisan Olivia," gumam Darrel. "Kenapa aku malah merasa kasihan?" Darrel lalu duduk bersandar pada kursi yang dia duduki dan memikirkan Diandra.
Darrel juga menggigit bibir bawahnya berpikir.
"Enggak, enggak! Aku gak bisa! Aku tidak mau ikut campur lagi dengan apa yang Olivia rencanakan. Aku tidak mau ikut andil lagi dalam rencana Olivia," gumam Darrel.
