"Jangan sentuh aku! Aku masih kesel sama kamu." ucap Rafli seraya melepas tangan Diandra yang melingkar di pinggangnya, dia lalu bangun dari duduknya dan berjalan ke arah kamarnya.
Diandra yang melihat punggung Rafli yang tengah berjalan itu menelan salivanya, dia memegang antara leher dan juga dada yang entah mengapa terasa sangat sesak. Tenggorokannya juga tercekat saat untuk pertama kalinya dia melihat Rafli yang marah dan enggan disentuh olehnya, padahal biasanya sekesal apapun Rafli padanya. Rafli tidak akan marah dan tidak akan pernah menolak jika disentuh olehnya.
"Semarah itu dia sama aku? Tapi marah untuk hal kayak begini itu tandanya cemburu, cemburu tanda cinta kan? Jadi secinta itu kah dia sama aku," gumam Diandra.
Diandra mengatupkan bibir menahan senyum, ini kali pertama dia bisa dicintai sebegitunya oleh seorang pria.