"Beneran udah gak marah?" tanya Rafli saat mobilnya sudah berhenti di seberang jalan perusahaan dimana Diandra bekerja.
"Iya enggak, Raf," ucap Diandra.
"Seriusan?" tanya Rafli.
Diandra menoleh melihat ke arah Rafli dengan mata yang memicing. "Sekali lagi nanya aku beneran marah ya! Mau nanti malem kamu tidur di luar kamar? Mau tidur di sofa?" tanya Diandra.
"Astaghfirullah, enggak, Sayang." ucap Rafli meraih telapak tangan Diandra, menggenggamnya lalu mengecup punggung tangan Diandra. "Jangan ya."
"Ya makanya jangan ngeselin!" ucap Diandra.
"Iya, iya enggak, maaf." ucap Rafli seraya tersenyum dan kembali mengecup punggung tangan istrinya itu. Lalu setelahnya dia tersenyum.
"Kenapa senyum?" tanya Diandra saat melihat suaminya yang tersenyum.
"Enggak, gak pa-pa," ucap Rafli.
"Dih ... ge-je deh," ucap Diandra.
"Emang gak ada apa-apa, cuma tuh kek aneh aja," ucap Rafli.
"Apanya yang aneh?" tanya Diandra.