Aku melepas pelukan ini dengan lembut. Dia memandang aku dengan datar. Wajah yang terlihat penuh keputusasaan. Aku membingkai wajah Justin dengan menatap wajahnya lekat lekat.
"Justin, aku tidak ingin kita bertengkar lagi," ucapku penuh harap.
"Ya, aku harap kita akan baik baik saja," jawab Justin dengan datar. Kini dia segera berbalik dan membuka pintu dan keluar. Aku mengikutinya dan kini aku berjalan di sampingnya.
"Jika kau mau, aku akan mengajakmu untuk makan es krim. Apa kau mau?" Tanyaku kepada Justin berharap Justin akan menjawab.
Dia menghembuskan nafas seperti aku tidak berguna.
"Ya, baiklah aku mau," jawabnya tanpa melihatku.
"Oke, pulang sekolah kita akan langsung ke kedai es krim," kataku dengan penuh semangat. Aku tersneyum kepadanya. Tetapi dia sama sekali tak melihatku. Benar benar menyebalkan sekali.
Bel berbunyi dan waktunya untuk masuk ke kelas.
