Chereads / I NEED YOU TO SHINE IN THE LIGHT / Chapter 25 - 25. ASLAN MENEMUKAN JIHAN DI RUMAH DEKAT PANTAI

Chapter 25 - 25. ASLAN MENEMUKAN JIHAN DI RUMAH DEKAT PANTAI

"Aku kasihan saja denganmu. Karena aku masih ingat saat kau bercerita bahwa kau sudah menjadi kupu-kupu malam sejak lama dan itu karena paksaan ayahmu. Aku tahu kau sudah menelan pil pahit sejak dulu. Jadi aku cukup kasihan denganmu," jelas Boy pria berbadan besar itu.

"Jadi kau masih punya hati dan kasihan kepadaku?" tanya Jihan dengan heran.

"Ya tentu saja lah," jawab Boy dengan tegas.

"Kenapa kau tidak membiarkan aku kabur dari Josh. Kau malah membantu Josh untuk menangkapku. Kau ini sama saja dengan walikota Josh!" sembur Jihan dengan kesal.

"Hei bodoh! Sudah untung kau ini masih bisa selamat olehku. Aku ini bekerja seperti ini juga untuk mencukupi kehidupanku. Tidak mungkin aku keluar dari pekerjaan yang banyak menghasilkan uang ini," seru Boy dengan jelas.

Jihan melirik Boy dengan kesal.

"Aku saja berani untuk meninggalkan pekerjaanku meski mendapatkan uang banyak. Karena hatiku tidak tenang saat melakukan pekerjaan itu. Aku bahkan berani untuk hidup di desa dan hidup sederhana..kau tahu? Aku sudah merencanakan itu menggunakan kereta untuk ke desa. Tapi aku malah di bawa ke helikopter dan sampailah disini. Benar-benar menyakitkan," kata Jihan dengan wajah geram.

"Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan ini. Mungkin karena gaya hidupku sudah terlalu tinggi. Jadi kalau sampai kehilangan pekerjaan ini mungkin aku bisa gila," seru Boy dengan takut memikirkan dirinya yang malang.

"Dasar pria pengecut!" sembur Jihan dengan berani.

"Terserah kau mau bilang apa kepadaku," Boy berdiri dengan cepat lalu melihat ke arah Jihan dan seprei yang kotor. Boy juga melihat sebuah obat yang kosong.

"Ya Tuhan! Kotor sekali kamar ini," seru Boy sambil melihat celana yang di pakai Jihan.

"Hehehe, kau sudah tau kan? Apa maksud ini semua? Awas saja jika kau berani mengatakannya pada bos gilamu itu!" Jihan mengancam Boy dengan wajah serius.

"Ya,ya ya. Aku tidak akan mengatakan apapun pada Josh," kata Boy lalu pergi begitu saja keluar kamar. Ia juga mengunci rapat pintu berwarna emas itu.

"Heh, sial. Harusnya dia lupa mengunci pintunya," keluh Jihan di dalam hati.

Kini Jihan menyantap kembali burger dan juga minuman kopi hangat. Ia membutuhkan banyak tenaga untuk menghadapi Josh kali ini. Ia harus tetap siaga dan jangan sampai Josh membelai dirinya di kamar ini.

***

Aku tidak bisa tidur di apartemenku ini. Karena terus memikirkan keadaan Jihan. Aku tidak mungkin kembali ke rumah. Karena nanti ibu pasti akan menceramahi ku. Urusan aku untuk menjaga Jihan juga belum selesai. Mungkin aku harus bercerita soal Jihan kepada Sam pegawai di kantorku.

"Bisakah kau datang ke apartemenku?" tanyaku kepada Sam. Dia langsung mengiyakan tanpa berkata apapun.

Beberapa menit kemudian. Pria dengan rambut model jaman dulu dan berkacamata itu datang. Aku langsung saja bangkit dari sofaku.

"Oke, duduklah aku akan serius denganmu," ucapku pada Sam. Dia langsung saja duduk di sofa.

"Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana dan kau adalah satu satunya orang yang bisa menjaga rahasia. Jadi aku sedang mencoba menyelamatkan seorang gadis bernama Jihan dan dia sedang di tangkap oleh walikota. Jihan di bawa menggunakan helikopter dan aku sangat cemas dengan keadaan Jihan sekarang. Apa kau bisa melacak dimana keberadaan Jihan?" tanyaku dengan serius.

Sam melihat ke arah lain dengan serius.

"Mungkin kau bisa mencari seorang hacker," ucapku pada Sam.

"Aku adalah hacker yang tepat untuk menyelesaikan masalahmu," kata Sam dengan wajah datar.

"Oh tidak mungkin. Jadi selama ini kau hacker?" tanyaku dengan tidak percaya.

"Ya aku adalah hacker dan kau harus merahasiakannya," kata Sam dengan tegas di hadapan bosnya.

"Oke siap bos! Kali ini aku adalah client mu," kataku dengan siap.

Kini aku perintahkan Sam untuk melacak keberadaan Jihan berada. Setelah sam memakai laptop untuk mengutak Atik. Kini dia sudah tau dimana keberadaan Jihan.

"Ayo kita ke sana sekarang juga," kata sam dengan tegas.

Aku benar-benar terkejut dengan pekerjaannya itu.

Kini Sam masuk ke dalam mobil dan dia mengendarai mobil itu dengan lamban.

Rumah yang berada di sebuah dekat pantai itu milik walikota cukup jauh. Aku terus mengatakan kepada Sam. Agar cepat untuk melaju. Mobil melaju dengan cepat.

Beberapa jam kami sampai di sebuah perkotaan yang dekat dengan pantai. Mobil berhenti di sebuah parkiran.

"Mungkin kita harus berjalan kaki saja untuk menuju rumah itu. Lagi pula agar tidak ada yang curiga," saran dari Sam aku laksanakan.

Kini aku turun bersama sam. Mencoba berjalan dengan santai membaur seperti yang lain. Di jalan yang terlihat sepi. Aku dan Sam langsung memilih jalan itu. Setelahnya terlihat jelas sebuah pantai dengan laut. Meski malam hari tetapi lampu lampu yang ada disini begitu meriah.

Kini terlihat jelas rumah yang di maksud oleh Sam.

"kau yakin ini rumahnya?" tanyaku dengan serius kepada Sam.

"Aku yakin sekali ini adalah rumah milik walikota Josh," jawab Sam sambil memperhatikan layar ponselnya.

"oke, baiklah aku akan masuk ke dalam rumah ini melalui belakang," ucapku dengan yakin.

"Aku tidak perlu ikut denganmu kan?" tanya Sam.

"Tidak udah. Kau jaga saja di mobil. Jika aku berhasil membawa Jihan pergi dari sini. Kau harus siap-siap dengan mobil. Kau jangan sampai mengabaikan ponsel. Karena ini akan sangat serius," kataku dengan yakin.

Kini Sam pergi dengan santai. Sementara aku melihat sekeliling terlebih dahulu. Tidak ada seseorang yang memperhatikan aku sekarang. Kini kakiku melangkah dengan cepat berlari kecil menuju ke belakang rumah yang terlihat sangat bagus ini.

Tempat yang ada di belakang rumah ini sangat gelap. Untung saja aku membawa ponsel. Aku berjalan melewati semak semak. Kini aku sudah menangkap sebuah pintu. Bagus sekali pintu itu tidak di kunci. Aku langsung saja masuk dengan mengendap-endap. Aku mengitari sekeliling dan ternyata tidak ada orang disini. Kali ini aku sangat beruntung.

"Jihan? Kau dimana?" tanyaku dengan keras. Aku melihat sebuah pintu berwarna emas.

Aku yakin sekali Jihan berada di dalam kamar itu. Aku mendekat ke pintu itu dengan menempelkan telingaku kepada pintu itu.

"Jihan? Kau ada di dalam?" tanyaku dengan keras dan aku bisa mendengar suara Jihan yang memanggil namaku.

"Aslan? Aku disini!"

Aku langsung saja mendobrak pintu itu tetapi baru satu hentakan. Tiba-tiba saja suara pintu terbuka terdengar. Itu pasti walikota dan anak buahnya.

Aku langsung bersembunyi di meja dengan lemari di dalamnya.

"Dia masih di dalam kan? Kau sudah memberikannya makan?" suara pria itu bisa terdengar jelas olehku. Aku yakin sekali itu adalah Josh.

"kalau begitu aku akan istirahat dahulu," kini suara lain terdengar olehku.

Mungkin saja itu asistennya. Kini suara langkah kaki yang masuk ke dalam kamar bisa aku dengar. Pintu itu belum di tutup. Aku langsung saja keluar dari persembunyian dan melihat dari balik pintu keadaan kamar itu.