"Dulu mama sering bilang kalau Elza agak nakal, jadi pernah beberapa kali kena air panas, kadang-kadang entah itu gorengan yang baru di angkat dan mama selalu menggunakan hal semacam ini," ucapnya.
Ketika tatapan Elza mengarah ke tangan Arvin, tapi Arvin sendiri memerhatikan ke arah Elza.
Gadis itu sangat berhati-hati, usapannya benar-benar lembut.
"Elza dulu pernah nakal?" celetukan tiba-tiba dari Arvin langsung membuat wajahnya memerah.
"Tidak sampai senakal itu, tapi—" ketika mengarahkan pandangannya ke Arvin, kini keduanya saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat.
"Tapi?" ulang Arvin seakan menunggu lanjutan ucapan dari Elza, tapi aslinya ia enggan untuk mengalihkan pandangannya ke Elza.
Canggung luar biasa, Elza pun langsung menjauh, dan menyuruh Arvin melakukannya sendiri.
Sementara ia melanjutkan membuat teh. Perlahan senyum Arvin mengembang.
Ia bahkan ingat ada jargon atau apapun itu namanya. Biar sakit asal cantik.