Tak berselang lama, tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan Naya yang menerobos masuk. Kalau yang satu ini seperti semacam kebiasaan berulang meski sudah diperingatkan beberapa kali.
Untuk sejenak, Elza merasa seperti jantungnya pindah ke perut, di ambang pintu Naya tersenyum malu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Maaf Ante, Naya lupa keruk pintu lagi," ujarnya. Tapi permintaan maaf itu hanya sementara ketika matanya menangkap sesuatu yang membuatnya penasaran. Jadi sebelum Elza sempat memberi nasehat, gadis kecil itu sudah lebih dulu melompat ke kasur.
"Wah, ini kado buat siapa?" tanyanya dengan tatapan berbinar, mungkin berharap itu untuknya.
Elza pun langsung menariknya dan menaruhnya ke dalam kantung plastik putih.
"Ini untuk Kaira, dia mau ulang tahun," sahut Elza.