Aldrich berada di ruangannya mencoba berkonsentrasi pada beberapa makalah yang harus ia periksa untuk memberikan penilaian. Setelah makalah lalu ada tugas yang juga harus ia nilai. Tapi belum setengah jalan, kepalanya sudah pusing.
Aldrich menghela napas panjang dan mengurut kepalanya. Ia melepas kacamata dengan kecemasan yang melanda hati. Nasibnya kini tak jelas. Jika memang ada yang lebih baik dari menunggu seperti ini, maka Aldrich lebih mau melakukannya.
Connor masuk dan menyajikan secangkir kopi untuk menemani Aldrich. Aldrich memang masih rapi tapi wajahnya sudah kusut.
"Terima kasih, Connor!" ucap Aldrich pelan dan mengambil kopi untuk menyesapnya perlahan. Connor hanya diam dan mengangguk pelan.
"Apa kamu mendengar berita dari Komite Etik?" tanya Aldrich lagi meletakkan kembali cangkir pada tatakannya.
"Tidak, Profesor. Mungkin mereka butuh waktu." Aldrich mengangguk lagi pada jawaban Connor. Seharusnya Aldrich akan dipanggil untuk melakukan pembelaannya.
