Chapter 3 - Kebencian

Kring.....

Dering alarm jam membangunkan wanita yang sedang tertidur pulas disamping pria bertubuh kekar itu , Liza mulai membuka matanya dan kembali mengingat kejadian malang yang menimpanya malam itu .Air matanya kembali terjatuh ia merasakan kepedihan menyayati hatinya .

Tak ingin larut dalam suasana itu Liza langsung membangunkan tubuhnya dari kasur meninggalkan Joan yang masih tertidur .Liza mulai bergegas menuju kamar mandi yang terletak didalam kamarnya untuk membersihkan diri .

Tak cukup 15 menit Liza sudah melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi dan langsung menuju kearah walk in closetnya yang berada disamping kamarnya .

Disisi lain Joan yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung mencari - cari keberadaan perempuan yang telah ditidurinya malam itu .

Karena tak mendapatkan tanda -tanda keberadaan Liza diruangan itu , Joan akhirnya mengenakan kimono berwarna putih terlebih dahulu untuk menutupi tubuhnya yang telanjang ia kemudian melangkahkan kakinya menelusuri seluruh ruangan yang berada di 

apartemen itu .

Pencarian Joan pun terhenti saat ia melihat Liza yang sudah cantik mengenakan dress berwarna hitam diruangan walk in closetnya .

Joan mulai menghampiri Liza yang masih menatapnya dengan tatapan tajam .Joan tahu persis apa yang dirasakan oleh Liza saat ini , wanita manapun pasti tak akan pernah memaafkan pria yang merebut masa depannya dengan paksa .

Dengan memberanikan diri Joan semakin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh wanita yang memiliki tinggi 168 cm itu .Joan dengan cepat menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya , pria itu mulai merasakan tubuh wanita itu mulai bergetar diiringi Isak tangis .

" Maafkan saya Liza , saya sudah benar benar melewati batas" Bisik Joan namun tak digubris oleh Liza , wanita itu masih terdiam mematung tanpa mengucapkan sepatah katapun .

Joan semakin mengeratkan pelukannya ,karena wanita itu enggan membalas pelukan hangat yang diberikan olehnya .

Berbeda dengan Liza , kini ia mulai melepaskan tubuhnya dan mulai menjaga jaraknya dari tubuh Joan, perlahan Ia mulai menghapus air mata yang membasahi pipi mulusnya .Liza menatap Joan dengan tajam kali ini ia benar benar tak bisa menahan amarahnya menghadapi pria brengsek yang telah merenggut hal yang selama ini ia jaga .

Plak ...

Satu tamparan mendarat keras dipipi kiri Joan yang membuat pria itu refleks merintih kesakitan seraya memegangi pipi kirinya yang terasa perih itu .

Amarah Joan pun ikut memuncak karena sikap kasar wanita yang ada dihadapannya itu , Joan pun menatap Liza dengan tatapan yang tak kalah tajam , sedetik amarah Joan seketika hilang bersamaan dengan air mata Liza yang kembali mengalir membasahi kedua pipinya .Joan dapat melihat jelas bibir wanita itu bergetar dengan Isak tangis yang semakin keras dibandingkan sebelumnya.

" Liza saya akan berjanji akan menikahimu , jadi tolong berhentilah menangis seolah saya akan meninggalkanmu tanpa rasa tanggung jawab !" Perintah Joan yang membuat Liza menampilkan senyum sinisnya .

" Apa kamu kira dengan menikahiku  akan menyelesaikan segalanya ?" Tanya Liza yang dibalas anggukan Joan .

Liza menggeleng tak mengerti lagi dengan pria yang ada dihadapannya ini " Tak peduli seberapa kayanya keluargamu , saya tak akan pernah sudi menikahi pria brengsek sepertimu .Sampah seperti dirimu bahkan tak layak untuk didaur ulang sekalipun " Ucap Liza yang membuat Joan malah menampilkan senyum smirknya .

" Lalu bagaimana denganmu Liza , masa depanmu telah kurenggut sepenuhnya .Entah siapapun pria yang kau cintai dimasa mendatang .Apakah kau pikir pria itu akan siap menerima kenyataan tentang dirimu ? " Ancam Joan yang membuat Liza memolototkan mata indahnya.

Joan tersenyum penuh kemenangan karena wanita yang sedang ia lawan itu kalah telak , pria itu memang paling handal dalam hal mengancam seseorang .

Melihat ekspresi puas yang dilontarkan Joan ,Liza akhirnya angkat bicara dan tak ingin dianggap kehabisan kata- kata .

" Sekali lagi saya akan menegaskan padamu , bahwa saya tak akan pernah menikahimu jadi tolong tolaklah pernikahan ini dihadapan kedua keluarga kita , anggap saja sebagai kompensasi atas apa yang telah kau lakukan terhadapku setelah ini kita tak akan pernah mempunyai urusan apapun .Saya akan melepaskanmu tanpa meminta pertanggung jawaban apapun , mengenai pria yang saya cintai itu tak ada urusannya denganmu karena pria yang akan saya nikahi dimasa depan nanti adalah orang yang bisa menerima saya dengan apa adanya " Ucap Liza yang membuat Joan tak berkutik dibuatnya .