Wanita bertubuh jangkung dengan anggunnya mulai memasuki mansion milik keluarga Rivenno .Wanita bermata monolid itu mulai membungkukkan tubuhnya memberikan hormat kepada kedua orang tuanya yang sudah setia menunggu kedatangan putra dan putrinya itu .
" Maaf pah mah , kali ini jadwal Sarah full banget makanya Sarah datangnya gak bisa tepat waktu " Ucap Sarah seraya mulai mendudukkan tubuhnya disalah satu kursi makan yang berada disebelah mamahnya .
Ansel Carlos Rivenno hanya bisa tersenyum tipis mendengar ucapan dari putri sulungnya itu .
" Iya gak papa sayang , mamah dan papah ngerti kok kalo jadwal kamu padat banget " jawab Auristella Rivenno seraya mulai mengelus rambut putrinya yang tergerai indah itu .
Sarah hanya bisa tersenyum tipis melihat kelakuan manis mamahnya itu , jujur saja ia sangat merindukan masa-masa kecilnya saat ia masih tinggal bersama kedua orang tuanya serta adik laki-lakinya di mansion mewah itu .
Berbeda dengan sekarang Sarah dan Joan justru harus tinggal berjauhan dengan kedua orang tuanya itu karena harus mengurusi setiap perusahaan keluarga yang berdiri dibidangnya masing -masing.Lokasi perusahaannya pun berbeda- beda , Sarah yang bertanggung jawab sebagai CEO perusahaan Angkasa pura yang membuat ia harus menghabiskan harinya untuk mengelola pengusahaan bandar udara .Berbeda dengan adiknya Joan yang bertanggung jawab sebagai CEO perusahaan IT terbesar dan paling berpengaruh didunia membuat ia harus menghabiskan hari - harinya untuk duduk didepan komputer dan melakukan penerbangan keluar negeri untuk mencapai kesepakatan bisnis .
" Maaf Joan telat datengnya " Ucap Joan memecah keheningan yang terjadi diruangan itu .
Ansel mulai tersenyum bahagia melihat kedatangan putra bungsunya itu , ia kemudian merangkul Joan dengan gembira yang membuat Sarah geram dibuatnya .Bagaimana tidak ? Jelas jelas papahnya itu memperlakukan mereka dengan berbeda , Jika tadi kedatangan Sarah dihiraukan bagaikan angin lewat namun kali ini kedatangan Joan justru dianggap papahnya bagaikan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia .
Sarah menatap tajam kearah Joan , yang membuat Joan bergidik ngeri melihat tatapan mematikan dari perempuan yang berumur dua tahun lebih tua darinya itu .
Joan mulai memberanikan diri untuk mendudukkan tubuhnya disamping Sarah yang masih setia dengan tatapannya itu .
Melihat tingkah arogan kakaknya itu , Joan pun mulai memicingkan matanya seraya menampilkan senyum simpulnya .
" Malem ini Lo cantik banget kak , andai aja Darren datang pasti dia bakal muji Lo habis -habisan " Gombal Joan yang membuat kedua orang tuanya tertawa, sementara yang digombal malah memalingkan wajahnya .
Darren , mendengar nama tunangannya itu membuat nafsu makan Sarah seketika hilang begitu saja .Sarah bukannya tidak mencintai pria itu , justru pria itulah yang membuatnya merasa tak pernah dicintai .Sarah berkali -kali memergoki Darren bersama wanita lain ketika ia berlibur di Amerika dan yang paling parahnya pria itu mengencani wanita yang berbeda setiap Sarah memergokinya .
Sarah sebenernya ingin mengatakan hal ini kepada keluarganya dan segera membatalkan acara pernikahan yang akan digelar setelah kepulangan Darren dari Kanada , namun ia tidak ingin merasa disalahkan atas pilihannya.Dulu Sarah lah yang memacari dan memperkenalkan Darren kepada keluarganya , bahkan keluarga Rivenno juga sudah banyak membantu keluarga Darren mengatasi masalah krisis perusahaan yang membuat keluarganya hampir mengalami kebangkrutan.
Karena merasa terlalu banyak berkorban untuk kekasihnya itu , akhirnya Sarah memilih untuk tetap diam dan berpura -pura tidak terjadi apapun didepan keluarganya maupun didepan Darren .
Sarah kini mulai merilekskan pikiran serta perasaannya dan beralih menatap Joan yang sedang menyantap makanannya dengan lahap .
" Apa Liza menerima perjodohan ini ? " Tanya Sarah yang membuat Joan tersedak , ia pun memberikan segelas air minum kepada adiknya itu dan menunggu Joan meneguk air minumnya .
Setelah merasa tenggorokannya sudah membaik kini Joan akhinya angkat bicara .
" Masalah nolak atau nerima perjodohan , keputusan itu berada ditangan gue .Wanita itu gak punya hak untuk ngambil putusan apapun" Ujar Joan yang membuat Sarah kebingungan dibuatnya .
" Gak bisa gitu dong sayang , keputusan bakalan diambil dari dua belah pihak " Imbuh Auris yang membuat Joan tersenyum kikuk.
" Ucapan mamah kamu bener Joan , kita gak bisa memaksakan kehendak Liza hanya karena kita lebih kaya darinya " Ucap Ansel membenarkan perkataan istrinya itu .
Joan akhirnya terdiam seribu bahasa, bukan karena ucapan dari kedua orang tuanya namun karena ucapan Liza yang mengatakan bahwa dirinya memiliki kekasih kembali menghantui pikirannya .