"Vito papa mau kamu jujur..denisa anak kesayangan papa kenapa bisa sampai begitu jawab"
"Tadi vito lagi ngomong sama denisa dan gak sengaja pegang tangan denisa kencang dan denisa nangis pa"
***
Papa denisa langsung mengebrak meja dan menujuk vito sedangkan mama mencoba menenangkan papa dan papa berkata..
***
"Asal kamu tau ya papa gak pernah sedikitpun berani menyentuh denisa..tapi kamu berani menyakiti dia menurut kamu perlu gak papa untuk maafin kamu atas semua kesalahan kamu sama denisa"
"Maafin vito pa..vito emang bodoh melakukan hal tanpa berpikir panjang pa..maafin vito pa"
"Kamu baru pacaran aja udah kasar apalagi nikah papa merasa papa udah gak respek sama kamu...sekarang kamu pulang papa gamau liat muka kamu"
"Papa udah pa..sabar pa"
"Pergi! sekarang! papa gamau liat muka kamu"
***
Vito pergi dari hadapan papa dan mama denisa..setelah itu vito masuk ke mobil dan membanting setir mobilnya dan merasa kesal dan semangkin jauh dengan denisa setelah itu vito pergi ke kantor dan sampai di kantor ada bimo yang bawa makanan..lalu vito sampai membuang makanan itu di muka bimo dan berkata...
***
"Pergi lu! semuanya karena lu! bukan gua! pergi!"
"Eh..lu kenapa sabar dong ada apa sih sama lu"
"Gak usah nanya kenapa semua gara-gara lu sadar gak"
"Hmm gara-gara gua..gua aja baru sampai apa salah gua"
"Kesalahan lu kemarinlah pake nanya lagi lu! lu kalau emang gak suka sama denisa seengaknya lu jangan jadiin gua boneka lu buat sakitin dia"
"Permintaan gua gampang..gua cuman mau lu sama gua emang susah lu juga batu gua ngomong gini gak lu dengar ya kesal lah gua..kalau lu jadi gua kesal gak gua tanya"
"Diam! gua benci banget sama lu kadang gua suka mikir kenapa lu begitu dasar gak punya hati tau gak lu"
"Hmm ok sekarang gua keluar kalau butuh gua bilang gua ya sayang..bye"
"Pergi!"
***
Bimo tersenyum sinis pada vito dan bimo keluar dari ruangan kerja vito dan vito langsung mengerjakan semua pekerjaanya dan selesai sedangkan denisa menahan sakit dan menangis dalam hati setelah selesai kelas denisa bertemu dengan sari...
***
"Denisa..kenapa"
"Sari(peluk)"
"Lu kenapa"
"Ke kantin ayo atau mau ke kafe"
"Kafe aja ayo"
"Ok..ayo..ada apa sih bingung gua ini helm"
"Makasih ya"
"Iya"
***
Sari dan denisa pergi dari kampus di saat roy mau mengejar denisa..denisa udah pergi setelah itu denisa di kafe dan pesan seperti biasa setelah pesan sari menamani denisa lagi dan sari berkata...
***
"Si vito lagi ya"
"Iya"
"Emang ya benar-benar tuh cowo kali ini dia apain lu..sampai lu nangis"
***
Denisa memperlihatkan tanganya ke sari dan sari kaget setelah itu pegang tangan denisa dengan lembut...
***
"Ini kenapa"
"Di pegang dia sampai sakit tangan gua"
"Asli itu cowo gak ada otak tega banget dia pegang tangan lu sampai merah gini..gila gak abis pikir gua ada apa sih di otak dia heran gua"
"Iyaudah biarin aja..gua benar-benar mau putus sama dia"
"Eh kali ini seius gak bercanda"
"Iya gua gak bercanda serius banget"
"Loh kok tiba-tiba ada apa"
"Hmm gak ada apa-apa kok cuman gamau memikirkan tentang dia aja"
"Iya sih dia juga gak baik buat lu jadi iklasin aja dia"
"Iya sekarang mau ke kampus apa ke mana"
"Jalan aja ayo ke mall ngapain gitu"
"Iyaudah ayo..gua ikut aja sama lu"
"Ok kalau gitu ayo"
***
Setelah selesai di kafe denisa dan sari pergi ke mall dan nonton sesuai kemauan denisa setelah itu sari dan denisa pergi nonton dan setelah selesai nonton mereka makan dan setelah selesai makan mereka pergi ke rumah dan pulang...sampai dirumah denisa...
***
"Makasih ya denisa"
"Harusnya gua dong yang bilang makasih gimana sih lu"
"Hmm yaudah gapapa sama aja kok yaudah kalau gitu gua pulang ya"
"Ok hati-hati bye"
***
Denisa masuk kerumah dan di panggil oleh mama dan papa denisa..setelah itu denisa duduk di meja makan dan setelah duduk di meja makan papa denisa berkata..
***
"Kamu berantem lagi sama vito"
"Iya pa"
"Tangan kamu kenapa"
"Gapapa pa"
"Benar..gapapa"
"Itu jatoh pa kebeset jadi gini"
"Denisa jangan bohong itu luka pegang mana mungkin jatoh jujur sama papa"
"Gapapa pa nanti juga hilang kok..percaya deh sama denisa"
"Itu karena vito yang udah melukai kamu kan"
"Kok papa tau"
"Iya dia jujur sama papa dan papa gak suka perlakuan dia ke kamu"
"Hmm baguslah kalau dia masih mau jujur sama papa berarti dia cowo"
"Kamu kenapa sih udah tau di jahatin sama dia tapi kamu diam aja"
"Papa mau denisa gimana"
"Papa mau kamu jujur kenapa kamu diam aja denisa"
"Iya bukannya papa sayang banget ya sama vito..emang dengan denisa ngomong papa akan percaya"
"Iya percayalah kan kamu anak papa gimana sih kamu"
"Hmm iya sih emang aku anak papa tapi yaudahlah pa kalau emang papa tau tentang vito..denisa gak bisa ngomong apa-apa lagi pa..denisa capek pa mau ke kamar bye pa"
"Papa yakin mau ngomong sama denisa"
"Kita harus ngomong ma"
"Ngomong apa sih pa"
"Bentar denisa"
"Iya pa"
"Papa gamau kamu ada hubungan lagi sama vito"
"Beneran pa"
"Iya beneran jadi kamu kalau gak suka dia..gak perlu di paksa papa udah ngomong ke papa vito"
"Ha..papa ngomong apa"
"Iya papa ngomong ke papanya"
***
Reka ulang saat papa denisa telepon papa vito...
***
"Halo kita perlu bicara"
"Kamu mau ngomong apa papa denisa kok serius banget"
"Soal anak kamu vito aku gak bisa mempertahankan lagi dia udah kasar sama anak aku..tangan anak aku sampai merah karena dia..aku gak terima"
"Nanti aku ngomong ke vito"
"Gak perlu aku cuman harap vito menjauh dari denisa...cukup"
***
Papa denisa mengakhiri teleponya bersama papa vito setelah itu papa denisa cerita ke denisa dan denisa merasa kasian kepada vito..dan sedangkan vito yang masih kerja udah capek akhirnya setelah itu hp vito bunyi dari bimo tapi vito gak peduli setelah itu vito kangen nasi goreng dan makan nasi goreng dan keinget denisa setelah selesai makan vito jalan-jalan dan setelah itu vito pulang kerumah..baru masuk kerumah udah di tampar sama papa dan vito hanya diam lalu mama menahan papa agar tidak tampar vito lagi setelah itu vito berkata...