Chereads / Cinta tak harus saling memiliki / Chapter 21 - 21.bahagia itu sederhana

Chapter 21 - 21.bahagia itu sederhana

"Vito kapan ada rencana nikah sama denisa"

***

Mereka berdua langsung saling melihat satu dan yang lain setelah itu denisa melihat vito dan menjawab...

***

"Tunggu kita siap ya ma"

"Kapan dong sayang kan mama mau cepat punya cucu"

"Ditahan dulu ya ma cucunya kita lagi fokus untuk ke masa depan dulu kalau udah pas uangnya baru kita menikah"

"Tapikan mama mau cepat punya cucu biar ada teman di hari tua,ya vito"

"Iya tante vito usahaiin"

"Kok tante sih mama dong"

"Eh..m..m.ma...mama"

"Nah gitu jangan panggil tante lagi ya kapan-kapan ajak orangtua kamu kesini biar kita bisa ngomong dengan bebas"

"Iya tante,eh mama maksudnya"

***

Vito langsung pulang dari rumah denisa dan di antar denisa...

***

"Gua pulang ya kalau ada apa-apa cerita sama gua ok jangan diam aja"

"Iya makasih ya udah peduli"

"Gua emang selalu peduli sama lu ya kapan gua gak pernah peduli sama lu coba ngomong"

"Iya-iya bohong doang ampe marah gitu kebiasaan dasar"

"Bye"

***

Vito pulang dan denisa masuk kerumah dan hanya senyum saja setelah itu masuk ke kamarnya dan hpnya bunyi dari sari lalu denisa mengangkat telepon dari sari...

***

"Halo sar kenapa"

"Lagi apa denisa"

"Lagi mau tidur kenapa"

"Gapapa sih yaudah kalau mau tidur,bye nanti kita lanjut cerita ya"

***

Denisa dan sari mengakhiri telepon mereka dan denisa bingung ada apa dengan sari setelah itu denisa tidur dan kebesokan harinya denisa turun dan kaget ada vito di meja makan...

***

"Eh kok ada lu pagi banget"

"Kok kamu ngomognya gitu sih sama calon suami kamu gaboleh gitu sayang mama gak suka"

"Hmm denisa emang biasa ngomong sama vito kayak gitu ma,iyakan vito"

"Iya ma,gapapa ma denisa baik kok anaknya aku juga senang sama dia"

"Baguslah kalau kamu senang sama dia mama lega dengarnya"

"Iya ma,makan yuk ma vito sama denisa mau berangkat kerja hehe denisanya vito pinjam ya ma"

"Iya pinjam aja gapapa kamu bawa ke rumah kamu juga gapapa mama rela"

"Mama ngomong apa sih mama udah gak sayang denisa emang kayak denisa barang aja"

"Tuhkan vito dia suka marah kebiasaan deh mama jadi takut sama dia"

"Hmm iya deh ya"

***

Denisa melanjutkan makanya setelah itu denisa tunggu di luar vito juga buru-buru keluar untung makanan vito udah selesai lalu denisa masuk ke mobil vito dan vito mengejar denisa ke mobilnya...

***

"Ini kopinya,kopi kesukaan denisa"

"Iya makasih"

"Kok marah kenapa,jangan-jangan cemburu mama lu lebih sayang gua ya"

"Gaklah kata siapa peduli amat cemburu-cemburu gak ada tuh di kamus gua"

"Iyaudah kalau gitu ke kantor ya"

"Iya"

***

Denisa dan vito ke kantor bersama setelah itu mereka pergi ke kantor dan melihat di jalanan sangat macet dan setelah macet mereka hanya bisa diam dan menunggu sampai jalanan normal dan setelah itu vito mengajak denisa berbicara..

***

"Denisa"

"Apa"

"Kok hari ini jalanan macet ya kenapa ya"

"Mana tau ada halangan kali di depan makanya macet"

"Iya kali ya mau ke kafe dulu gak"

"Ga enak ah nanti di bilang gatau peraturan sama yang lain"

"Iya gapapa kan mereka udah tau kalau lu pacar gua"

"Iya sih cuman yah gimana yah masih gak enak aja,ingat kita pacar di depan keluarga sama kantor aslinya belum kita masih temanan"

"Kenapa lu kurang yakin sama gua"

"Bukan gitu"

***

Bimo menelepon vito dan setelah itu vito malas menjawabnya dan denisa melihat vito....

***

"Kenapa vito"

"Bimo"

"Jawab aja siapa tau penting"

"Yaampun ini orang kenapa sih suka banget bikin drama pusing gua sama hidup dia"

"Iya diakan suka lu bukan drama juga kali"

***

Vito menjawab telepon dari bimo dengan ketus...

***

"Apa"

"Halo apa benar ini vito"

"Hmm,iya ini siapa"

"Vito sedang dirawat dirumah sakit cendana bisa datang segera,karena keadaan pasien sedang kritis"

"Baik(menutup telepon)"

***

Vito hanya diam dan tercengo kepada hal yang terkait pada bimo setelah itu denisa meraba bahu vito dan berkata...

***

"Vito,kenapa gapapakan"

"Bimo,denisa"

"Bimo kenapa"

***

Vito peluk denisa dan sambil nangis setelah itu mereka langsung kerumah sakit denisa yang menyetir setelah sampai dirumah sakit cendana vito langsung mencari bimo dan bimo masih ditangganin dokter...

***

"Vito yang sabar ya gua yakin bimo gapapa dan dia akan segera pulih"

"Makasih denisa"

***

Gak lama dokter keluar dan vito langsung mendekati dokter dan berkata...

***

"Bimo gimana dok"

"Udah stabil tinggal tunggu dia normal aja ya kalau gitu saya permisi"

"Baik dok makasi dok"

***

Vito kembali duduk dan denisa hanya menghelus pundak vito dan berkata...

***

"Udah sabar ya doain bimo cepat sembuh ok,jangan sedih lagi"

"Iya makasih denisa"

***

Denisa membelikan makanan untuk vito agar vito tidak lemas saat menjaga bimo setelah itu hp denisa bunyi dari sari..m

***

"Denisa lagi dimana"

"Lagi sama vito kenapa sari"

"Oo gua ganggu ya,maaf ya"

"Gak kok gak ganggu,santai aja"

"Hmm tadinya mau ajak lu ke kafe tapi kalau lu udah sama vito gakjadi deh ribet urusan kalau sama vito"

"Gapapa kok santai aja (melihat vito berbicara dengan dokter) gua tutup dulu ya nanti gua telepon lagi"

***

Denisa menghampiri vito setelah itu denisa mendekat ke vito dan dokter pergi vito hanya bisa tersenyum lalu denisa berkata...

***

"Kenapa vito,bimo gimana"

"Kata dokter dia udah normal tapi kata dokter dia masih belum sadar,gua berharap dia cepat sadar"

"Iya bagus deh kalau gitu,mau makan gak vito daritadi lu belum makan udah jam 12 loh,gua ada beli makan tapi gua gatau lu suka apa gak"

"Gua suka kok kalau semuanya lu yang kasih"

"Kenapa lu suka semua yang gua kasih"

"Iyalah karena gua tau lu tulus makanya gua suka"

"Hmm semoga lu tetap percaya gua seperti sekarang ya vito (dalam hati denisa) yaudah yuk makan"

"Iya"

***

Denisa dan vito kembali makan setelah makan mereka berdua saling melihat satu sama lain dan setelah itu denisa mikir apakah kalau bimo sembuh vito akan tetap nemanin bimo atau dia malah menjauh dari denisa kadang denisa merasa takut dengan vito karena sifat vito bisa berubah-ubah kadang dia dingin kadang dia hangat sifat dia mencerminkan suasana hati dia dan kadang denisa takut kalau itu,akan secara permanent berubah dan denisa berharap vito gak pernah berubah kepada dirinya setelah selesai makan vito mengajak denisa ngomong tapi denisa masih bengong dan setelah itu vito tersenyum kepada denisa dan peluk denisa dan denisa kaget dan berkata...