"elora... kenapa kak jerom tega melakukan hal seperti itu" isak kenza dengan menangis.
elora tidak bisa mengatakan apapun karena memang elora tidaj tahu kebenaranya. ia tahu dari jerom seperti itu, namun iya tidak tahu apakah jerom bohong atau tidak.
"ceritakan kenza.. aku ada di sini" ujar elora dengan menepuk - nepuk punggung kenza.
"aku hiks tidak hiks bisa hiks menceritakanya elora" ujar kenza.
mungkin kenza butuh waktu untuk semua ini.
"baiklah menangislah saja dulu. biar kamu tenang. setelah itu kita makan ya" ujar elora.
"tidak mau elora..."
"kenza.... kasihan bayi kamu, kamu tidak kasihan dengan bayi kamu?" tanya elora dengan sedih.
kenza pun memandang perutnya yang sudah besar.
ia mengelus perutnya itu lalu memandang elora.
"dia ingin makan?" tanya kenza dengan polos.
elora mengangguk. "jelas ingin makan kenza.. " ujar elora yang membuat kenza menjadi mengangguk.
"baiklah demi anakku aku makan" ujarnya dengan tersenyum lemah.