Mendengar hal itu Ana menangis dan tidak tahu harus bagaimana, saat masuk ke ruangan Mamahnya Ana memegang tangan Mamahnya dan meminta agar Mamahnya sadar supaya Rumah Sakit tidak mengirimnya ke Rumah Sakit Jiwa. Tapi Tante Lina tetap tidak sadar, Ana tidak mungkin memberitahu Ayahnya karena kondisinya belum baik, Ana meneleponku dan meminta saran harus bagaimana.
POV Nina
"Nin bangun HP kamu berbunyi," Mamah membangunkanku.
"Siapa yang menelepon malam-malam Mah?" tanyaku.
"Tidak tahu, kami angkat saja siapa tahu penting," ucap Mamah.
"Yang telepon Ana Mah," ucapku.
"Kalau begitu cepat angkat," ucap Mamah.