Chereads / Dimension Knight / Chapter 29 - BAB 29 [ Pengkhianatan ]

Chapter 29 - BAB 29 [ Pengkhianatan ]

Pesta sederhana yang cukup meriah di alun-alun Alban berjalan lancar, tapi ketika malam mulai larut. Beberapa hal aneh mulai terjadi.

"Ada seseorang yang telah mencampurkan racun dalam semua minuman." Suara Reigan terdengar sangat lemah. Dia berjalan terhuyung dengan pandangan kabur. Ini akan buruk jika Alban benar-benar sedang diserang dari dalam.

Para tetua lainnya sudah tumbang tak sadarkan diri di beberapa tempat, begitu pula dengan semua penduduk Alban yang menghadiri pesta itu. Bahkan Gael dan Nara juga tak mampu menahan reaksi racun yang masuk dalam tubuh mereka.

Kini tinggal Reigan seorang yang masih tersadar dengan keadaan sangat lemah. Dia berjalan terhuyung kesana kemari mencari sosok Park Sun-Hyung, tapi sampai detik ini bocah rakus itu belum terlihat sama sekali. Jika benar target musuh adalah Park Sun-Hyung, maka sudah pasti musuh yang kini menyerang Alban bukanlah orang atau kelompok biasa. Pasti dalang dibalik semua ini mengetahui tentang jati diri Park Sun-Hyung.

"Kenapa aku bisa lengah seperti ini. Apa karena aku terlalu senang karena telah turun pangkat? Hah! Memuakkan!"

Reigan sangat kesal dengan semua ini, dia juga merasa sangat ceroboh. Hal seperti ini tak akan terjadi jika dia lebih waspada dan teliti.

Bulan di atas sana mulai diselimuti awan hitam, membuat suasana menjadi kian mencekam. Tubuh Reigan jatuh, reaksi racun dalam tubuhnya telah menyebar. Dia tak bisa menggunakan sihir atau energi kehidupan untuk menangkalnya. Reigan tumbang dalam rasa bersalah yang sangat dalam.

Disisi lain Nevar dan para tim pengintai tengah mengejar seseorang yang membawa Park Sun-Hyung keluar dari Alban.

Gerakan Nevar dan tim pengintai memang cepat, tapi musuh yang mereka kejar juga tak kalah cepat. Seperti yang diperintahkan oleh Reigan beberapa hari lalu, Nevar akan selalu melindungi Park Sun-Hyung dan kali ini reputasi dan tanggung jawabnya tengah dipertaruhkan.

Memang bukan hal mudah, bahkan saat ini Nevar dan tim pengintai sudah melepas segel kekuatan mereka, tapi masih saja belum bisa mengejar musuh di depan sana. Seakan orang yang mereka kejar itu memiliki tingkat kekuatan yang berbeda, andaikan Nevar memiliki kekuatan lebih pasti ini akan terasa lebih mudah. Sialnya Nevar masih cukup lemah, bahkan sebagai pimpinan tim pengintai sekalipun.

Dengan mata yang telah diperkuat dengan energi sihir, Nevar dan tim pengintai mampu melihat dalam keadaan gelap gulita seperti saat ini. Mereka melesat melompat dengan sangat cepat melewati batang-batang pohon, seperti halnya seorang ninja.

Terkadang terdengar retakan ranting dan gesekan daun pada pohon tempat mereka melesat, menandakan bahwa saat ini kecepatan lebih penting dari ketelitian.

Tiba-tiba gerakan musuh di depan sana terlihat semakin cepat, Nevar menyadari itu.

"Sial!" decak Nevar dengan otot wajah yang menegang. Di balik kain hitam pada wajahnya, rahang Nevar telah mengeras. Menandakan betapa kesalnya dia saat ini.

"Tuan! Musuh semakin cepat, kita mungkin tak akan bisa mengejarnya lagi." teriakan dari salah satu anggota tim pengintai membuat Nevar semakin tertekan.

Sesaat pikiran Nevar teringat akan sesuatu yang pernah Gael katakan padanya.

Tiga tahun lalu. Di tempat latihan khusus, Gael berdiri menatap Nevar yang tersungkur di lantai.

"Apa kau merasa marah? Karena telah ku kalahkan dengan satu serangan?" Wajah Gael terlihat begitu percaya diri dengan aura yang masih membara di sekujur tubuhnya.

Di lantai, dengan keadaan menyedihkan, Nevar menerima semua ucapan Gael yang sungguh terasa sakit di hati. Tapi dari hal itulah Nevar mampu bangkit dan membuktikan akan kemampuannya.

Lalu setelah melakukan latihan yang panjang, Nevar kembali menantang Gael. Mungkin ini terdengar lancang, karena Gael adalah guru Nevar, sosok senior yang selama ini mengajarkan begitu banyak hal. Tapi Nevar yakin jika ini adalah satu-satunya cara untuk menguji kemampuannya.

Setelah melakukan pertarungan yang sengit, akhirnya Gael mengakui Nevar dan menunjuknya sebagai pimpinan tim pengintai. Bukan tanpa alasan, Gael sendiri terkejut dengan peningkatan diri Nevar. Muridnya itu mampu menciptakan teknik sihir pergerakan yang sungguh luar biasa.

Prajurit kuat di Alban memang bukan hanya Gael seorang, masih ada banyak lagi yang lebih kuat, bahkan setara dengan Reigan. Tapi situasi yang berubah-ubah membuat para prajurit kuat di Alban harus rela berpetualang ke penjuru dunia untuk mencari sisa-sisa musuh dari kejadian 18 tahun lalu. Hal ini membuat Gael harus cakap dan cepat dalam melatih prajurit baru. Atas bimbingan Gael dan nasehat para tetua, maka terciptalah tim pengintai yang dipimpin Nevar, lalu juga ada tim pengawal perdagangan. Semua itu adalah kerja keras membuahkan hasil.

Kembali pada situasi saat ini. Ingatan Nevar tentang dirinya di masa lalu cukup membuat emosinya naik pada titik tertinggi. Dia tak masih belum bisa menerima jika ada seseorang yang lebih cepat dari dirinya.

"Kalian kembalilah ke Alban, aku akan mengejarnya sendiri. Jika kalian ikut, aku takut kalian akan tertinggal di belakang. Jadi jangan membebaniku untuk membunuh musuh di depan sana. Mengerti!"

Semua anggota tim pengintai terkejut dengan ucapan Nevar, tapi mereka segera memahaminya, lalu menuruti perintah Nevar.

Nevar membuka kain hitam yang menutupi hidung dan mulutnya, sebersit seringai seram nampak di wajah Nevar. Kali ini dia akan lebih serius lagi dan mungkin akan menggila karena telah ada yang mampu mengalahkan kecepatannya.

"Mungkin ini saat yang tepat untuk melakukan latihanku yang tertunda."

"Arm Mana, Raruga!"

Nevar menghirup napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan dengan tubuh diselimuti uap panas. Dia menyeringai, memperlihatkan giginya yang saling menekan kuat.

"Aktivasi tahap pertama."

Tiba-tiba gerakan Nevar meningkat sangat drastis, dia melesat bagai cahaya hitam yang mengeluarkan jejak uap panas dan percikan energi sihir berwarna gelap.

Musuh yang Nevar kejar menyadari hal itu, tapi sudah terlambat. Tepat ketika dia menoleh ke belakang, sosok Nevar yang menakutkan sudah berada di atas kepalanya.

Tanpa basa basi, Nevar langsung mencengkram kepala musuhnya dan menekannya ke bawah hingga membuat mereka melesat jatuh dengan sangat cepat.

Suara batang pohon yang patah dan gesekan dedaunan terdengar begitu cepat. Nevar masih bisa bergerak leluasa ketika musuhnya lengah, maka dengan licik Nevar memutar badannya ke punggung musuh. Lalu dengan kekuatan yang sangat besar Nevar memberikan tendangan ke punggung musuh. Sangat kuat hingga membuat tubuh musuhnya melesat jatuh.

Tubuh Park Sun-Hyung terlepas dari pundak musuh dan langsung ditangkap oleh Nevar yang sigap.

Sedangkan musuhnya telah mendarat dengan sangat keras. Menimbulkan cerukan tanah yang cukup dalam dan menumbangkan beberapa pohon di sekitarnya. Sungguh itu adalah kekuatan yang tak bisa dianggap sepele lagi.

Dengan tekniknya, Nevar mendarat dengan cukup cepat di tepi cerukan itu. Tanah yang dia pijak terlihat retak membentuk lingkaran, seakan memperlihatkan seberapa besar kekuatan yang dia miliki.

Nevar tertegun sesaat sebelum akhirnya melepaskan tubuh Park Sun-Hyung. Dia meninggalkan sosok yang ingin dia selamatkan begitu saja dan beranjak melesat ke arah musuh yang sudah tak berdaya.

Seperti melihat dirinya di masa lalu, Nevar menatap tajam musuhnya. Aura gelap hasil pembakaran mana dari teknik rahasinya masih tampak membara. Sesekali ada percikan cahaya merah yang seperti aliran listrik di sekujur tubuh Nevar.

"Pengkhianat, harusnya kau tak meremehkan ku," gumam Nevar.

Dia mencengkram baju musuhnya dan melemparnya dengan kasar hingga terhempas ke dinding ceruk. Nevar bisa melihat wajah musuhnya dengan jelas, dia terbelalak tak percaya.

"Kau ā€¦.!"

***