Semua orang langsung tunduk memberikan hormat ketika menyadari bahwa sosok wanita yang duduk di atas rusa itu adalah roh pelindung Hutan Nuv.
"Maafkan kami jika telah mengusik ketenanganmu, Nona Freya."
Dari semua orang hanya Reigan yang berani mengeluarkan suara untuk menyambut kedatang Freya. Memang sudah lama roh pelindung Hutan Nuv itu tak muncul. Terakhir kali adalah delapan belas tahun silam, dimana dunia ini seakan mendapat serangan dari makhluk lain. Sosok Freya-lah yang saat itu dengan seluruh kemampuannya mencoba melindungi Hutan Nuv. Dia tak rela tempatnya diusik oleh makhluk asing yang tiba-tiba saja muncul dan menciptakan peperangan besar.
"Tegakkan tubuhmu, ksatria elf, Reigan. Aku hanya ingin menyapa kalian saja setelah terbangun dari tidur panjangku."
Freya benar-benar sosok yang luar biasa. Dia berkata dengan begitu anggunnya, bagai seorang ratu. Menciptakan kesan terhormat yang sangat tinggi. Bahkan Carrisa yang agresif pun jadi sangat tenang. Mereka semua terkagum-kagum dengan sosok Freya dan bisa melihatnya secara langsung pun sudah menjadi hal yang sangat langka.
"Apakah kami mengganggu tidurmu, Nona Freya?" tanya Reigan. Tak sedetikpun matanya teralihkan dari wajah Freya yang sangat cantik.
"Tidak. Bukan kalian, tapi energi kehidupan dari langit yang telah membangunkanku. Diriku yang hampir sirna dalam tidur panjang bisa pulih hanya karena mendapat sedikit percikannya."
Semua orang terkejut dengan ucapan Freya. Energi kehidupan dari langit? Bukankah itu cahaya yang terserap ke tubuh Park Sun-Hyung dan membuatnya hidup kembali? Ya, tentu saja. Itulah energi kehidupan yang sangat dahsyat. Pada dasarnya Freya hanyalah sebuah roh suci, jika saat ini dia terlihat begitu nyata mungkin itu adalah salah satu kemampuannya.
Dalam diam Reigan bimbang. Dia ingin sekali berkata jujur pada Freya, tapi disisi lain dia juga harus menyembunyikan perihal keterlibatan Park Sun-Hyung. Jika dia mengatakan nya secara terang-terangan maka sudah pasti informasi itu akan menyebar sangat cepat. Apalagi jika sampai ke wilayah kerajaan di luar Hutan Nuv. Pasti akan sangat sulit menyembunyikan Park Sun-Hyung dari para bangsa manusia.
Reigan mencoba memberikan isyarat pada Freya dengan gerakan bola matanya yang sangat samar. Ini adalah cara terakhirnya untuk menyembunyikan fakta yang ada. Dia akan berkata jujur, tapi tidak di depan semua orang.
"Aku mengerti sekarang," ucap Freya. Dia tersenyum manis sambil menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga. Sungguh kerlingan mata yang sangat anggun, tertuju pada sosok Reigan. Membuat semua orang merasa iri.
Tentu saja Reigan juga membalas senyuman penuh arti itu. Hatinya terasa lega, sosok roh suci seperti Freya mempercayainya dengan segenap hati. Ini adalah hal yang sangat luar biasa di hidup Reigan. Memang dia pernah bertemu beberapa kali dengan Freya, tapi itu dulu, sudah sangat lama.
"Dewa kehidupan telah memberkati kalian, para penghuni Hutan Nuv. Jatuhnya energi kehidupan ke tanah ini adalah sebuah karunia yang sangat besar. Tapi mungkin juga sebagai tanda, jadi mari kita lindungi Hutan Nuv dengan segenap kekuatan kita."
Freya mengangkat tongkat kayunya, lonceng kecil di bagian atasnya berbunyi dan orang-orang pun mulai berseru penuh semangat. Mengangkat tangan kanan mereka yang mengepal, menciptakan atmosfir yang luar biasa.
Ketika Freya mengangkat tangan kirinya, mereka pun berhenti berseru. Kembali diam dan menunggu kata-kata selanjutnya dari sang roh suci.
"Hiduplah dengan bahagia dan tenang di Hutan Nuv. Sampai jumpa lagi di lain waktu."
Sontak semua orang langsung tunduk memberikan hormat pada Freya. Rusa yang ditunggangi pun mulai berbalik dan berjalan keluar dari Alban disusul oleh sang musang berekor sembilan. Kabut tebal langsung menyelimuti sosok mereka, lalu tiba-tiba hilang perlahan. Suasana kembali normal, kabut gaib tadi pun sudah lenyap. Sungguh benar-benar seperti ilusi tingkat tinggi.
ā
Setelah suasana terkendali. Mereka akhirnya mulai berdiskusi di ruang pertemuan khusus. Masing-masing duduk di kursi, menghadap sebuah meja bundar yang sangat besar. Park Sun-Hyung dan Gael tampak berdiri di belakang Reigan. Sedangkan Nevar dan tim pengintai menjaga pintu masuk ruangan itu. Raut mereka semua tampak serius kecuali Park Sun-Hyung yang tak paham apa-apa. Yang dia ketahui hanyalah saat ini mereka tengah mengadakan sebuah pertemuan penting antar ras.
Park Sun-Hyung juga mengamati baik-baik hal yang mereka diskusikan. Topik utama mereka adalah energi kehidupan yang turun dari langit. Para tamu langsung menghujani Reigan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kejadian itu, karena mereka tahu bahwa tempat terdekat cahaya itu adalah di sekitar wilayah Alban.
Dalam diam Park Sun-Hyung mengerti betapa besarnya pengaruh yang ditimbul oleh kejadian yang dia alami tadi. Sungguh bagai sebuah dilema tersendiri, dia merasa bersalah. Apalagi melihat Reigan yang terus saja terpojok dengan pertanyaan para tamu. Park Sun-Hyung ingin membantu, tapi apa yang dia bisa. Mengacaukan semuanya? Sungguh hal bodoh apa lagi yang akan terjadi jika dia bertindak tanpa pikir panjang.
"Kalian tadi juga mendengar sendiri ucapan roh suci, Nona Freya. Cahaya energi kehidupan itu turun untuk memberkati kita semua yang tinggal di Hutan Nuv. Apa kalian meragukannya?"
Ucapan Reigan kali ini membungkam para tamu. Dia sejak tadi diam karena mereka terlalu bersemangat untuk melontarkan pertanyaan. Dan sekarang adalah gilirannya untuk membuat mereka percaya.
"Kami percaya, Tuan Reigan," ucap Eden, lalu yang lainnya ikut mengangguk setuju.
"Setelah mendengar ucapan, roh suci tadi. Sebenarnya kami hanya ingin penjelasan yang lebih rinci lagi, tapi seperti kau sendiri juga tak mengetahuinya. Ya apa boleh buat." Sosok Carrisa pun ikut mengutarakan pendapatnya.
Park Sun-Hyung menghela nafas lega. Secara tak langsung dia ikut senang jika alasan yang dibuat oleh Reigan mereka terima. Bukan hanya bocah rakus itu, tapi semua orang di Alban sebenarnya tahu apa yang terjadi. Tapi mereka memilih untuk diam, karena sang roh suci sendiri berkata seperti itu dan juga Reigan yang berusaha untuk menutupinya dari para tamu. Sungguh ini sebuah dilema bagi Park Sun-Hyung. Dia tak tahu hal apa yang akan terjadi setelah ini. Fakta bahwa energi kehidupan dari langit terserap ke tubuhnya pasti pertanda sesuatu yang besar. Apakah ini takdirnya, seperti kata Reigan tadi pagi?
"Terima kasih atas pengertian kalian semua. Semoga kedepannya kita selalu bisa lebih dekat lagi seperti ini," ucap Reigan, lalu dia berdiri memberikan hormat pada semua tamunya.
Para tamu pun langsung merespon hal itu dengan sikap hormat pada Reigan. Tapi tiba-tiba saja pintu masuk terbuka dan muncullah sosok Victor yang sejak tadi merasa bosan berada di ruang pribadi Reigan.
Sontak semua tamu langsung menatap Victor dengan raut terkejut. Mereka masih belum percaya dengan sosok Victor yang perlahan berjalan mendekati Park Sun-Hyung.
Reigan menghela nafas berat. Entah bagaimana lagi caranya menjelaskan ini pada para tamu. Sebenarnya dia tadi ingin menggunakan Victor sebagai alasan jatuhnya energi kehidupan di Alban, tapi hal tak terduga justru terjadi. Kedatangan roh suci Freya membuat rencana yang Reigan buat jadi sedikit menyimpang.
Sebenarnya dia juga sudah mengatakan pada vampir barbar itu agar tetap diam di ruang pribadi Reigan. Lalu akan mengirim orang untuk menjemputnya jika diperlukan. Sungguh hal buruk apalagi yang akan terjadi, Reigan sudah tak mampu membayangkannya.
"Hei, bocah rakus. Ternyata kau di sini, sihir pelindung pada bangunan ini membuatku kesulitan mencarimu. Kau tak ingin makan kue lagi?"
Sungguh hal konyol apa lagi yang akan terjadi. Gael dan Nevar pun juga tampak kesal. Semua kacau hanya karena kedatangan si vampir barbar. Ketika pintu terbuka, sebenarnya Nevar ingin langsung mengambil tindakan, tapi begitu melihat wajah Victor yang menyeramkan, dia langsung enggan. Sia-sia juga jika Nevar menghalanginya, perbandingan kekuatan mereka sudah terlihat jelas di pertarungan tadi pagi.
"Sstt ā¦." Park Sun-Hyung menginstruksikan Victor untuk diam. "Paman vampir kenapa kesini?"
"Aku bosan." Wajah Victor yang pucat itu sama sekali tak menampilkan raut bersalah.
Lirikan tajam Reigan tiba-tiba tertuju pada Nevar dan tim pengintai yang menjaga pintu masuk. Mereka tampak tak berdaya dengan wajah tertunduk. Memang mustahil mereka bisa menghalangi Victor masuk. Sihir pelindung yang menyelimuti bangunan ruang pertemuan khusus saja bisa dengan mudah Victor atasi. Apalagi Nevar dan tim pengintai, sungguh akan menjadi mainan mereka jika berani menghalangi jalan Victor.
Dan akhirnya semua tamu mulai menatap tajam pada Reigan, seakan menuntut penjelasan tentang hadirnya Victor.
***