Suasana rumah yang dihuni Park Sun-Hyung tiba-tiba dipenuhi para elf. Mereka adalah Reigan, tiga tetua lainnya dan beberapa elf yang memiliki sihir penyembuh. Mereka semua serempak merapal mantra penyembuh untuk memulihkan tubuh Park Sun-Hyung.
Tubuh Park Sun-Hyung yang tak sadarkan diri di atas ranjang sudah bersih dari noda darah. Nara lah yang membersihkannya dan memakaikan pakaian pada Park Sun-Hyung, tapi luka-luka sayatan itu tak kunjung menutup walau sudah banyak sekali yang menggunakan kemampuan penyembuh pada tubuh Park Sun-Hyung.
"Tuan Park …." Nara yang duduk di tepi ranjang masih terlihat sedih.
Reigan sendiri bingung dengan situasi ini. Kenapa tiba-tiba Park Sun-Hyung muncul dengan luka sebanyak itu.
Memang benar Park Sun-Hyung tadi menghilang. Tak ada yang tahu, bahkan Nara dan tim pengintai yang berjaga sekalipun. Tadi Reigan langsung memberikan komando pada Gael, Nevar dan tim pengintai untuk mencari Park Sun-Hyung. Bahkan Victor juga membantu tadi. Vampir barbar itu menggunakan penciumannya yang sudah sangat hafal dengan bau darah milik Park Sun-Hyung, tapi nihil. Kemampuan sensor jarak jauhnya pun tak mendapatkan hasil.
Dan betapa terkejutnya Reigan dan Victor yang melihat Nara melaporkan keadaan Park Sun-Hyung. Sungguh ini sangat aneh. Reigan masih belum mengambil kesimpulan atau berasumsi, dia masih fokus dengan sihir penyembuhannya.
Victor tampak bosan menunggu para elf itu melakukan sihir penyembuhan. Sudah setengah jam mereka melakukan itu, tapi masih belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Sebenarnya Victor sendiri tahu tentang luka yang ada di tubuh Park Sun-Hyung tak bisa disembuhkan dengan sihir penyembuh biasa.
"Hei, Reigan. Apa kau tak merasakannya?" tanya Victor.
"Apa?!" Respon Reigan cepat. "Kalau kau tahu sesuatu, katakanlah! Jangan cuma diam saja!"
"Hei-hei, tenangkan dirimu, sahabatku." Victor berjalan mendekat dan akhirnya berdiri di samping Reigan. Dia menatap wajah Park Sun-Hyung lekat-lekat.
Tiba-tiba mata Victor terbuka lebar, manik merahnya menyala terang. Aura gelap langsung muncul, mengalahkan aura penyembuhan yang tengah dilakukan oleh para elf itu.
Victor masih bisa melihat setitik cahaya keemasan di tubuh Park Sun-Hyung, tepatnya pada bagian jantungnya. Dia merasa lega jika cahaya itu masih ada. Bukan tanpa alasan, Victor sangat tertarik dengan cahaya tersebut. Dia ingin tahu cahaya itu akan menuntun Park Sun-Hyung ke mana.
"Apa yang kau lakukan, Victor?!" teriak Reigan.
"Hei, tenang. Aku hanya memastikan sesuatu. Mau aku bantu?" Victor mengakhiri kalimatnya dengan seringai yang menakutkan.
Beberapa elf terlihat bergidik ngeri ketika melihat Victor seperti itu. Tapi Reigan tampak sudah terbiasa, dia tetap menampilkan raut serius dengan tatap tajam.
Reigan mengangguk. "Aku percaya padamu, Victor. Kita ini sahabat, kan?"
Victor terkekeh. Semakin lama semakin menakutkan dan auranya pun sudah lebih besar, membara menyelimuti tubuh yang tengah bersemangat.
"Hah … sudah lama aku ingin menggunakan kemampuan ini."
Semua orang menghentikan sihir penyembuhan mereka setelah mendapat isyarat dari Reigan. Lalu Nara juga beralih, memberikan ruang pada vampir itu.
Victor mengulurkan tangannya. Dari ujung jari telunjuknya menetes darah segar, mendarat tepat di dada Park Sun-Hyung. Lalu darah itu berubah menjadi sebuah segel sihir yang menempel pada tubuh Park Sun-Hyung. Berupa lingkaran berwarna merah dan penuh dengan simbol-simbol kuno.
"Contact blood," kata Victor pelan.
Tiba-tiba aura gelap yang menyelimuti Victor seperti terserap ke tubuh Park Sun-Hyung. Perlahan luka di sekujur tubuh Park Sun-Hyung menutup, dia seperti beregenerasi dengan cepat. Victor benar-benar sudah gila saat ini. Contact Blood adalah kemampuannya untuk melakukan transfer energi kehidupan miliknya pada target. Efek yang ditimbulkan bisa bermacam-macam, tergantung pada kondisi target. Jika pada kasus Park Sun-Hyung kali ini, efek regenerasi lah yang muncul, seperti yang sudah Victor perkirakan.
Victor berhenti ketika semua luka di tubuh Park Sun-Hyung telah tertutup. Dia tampak kelelahan dan mulai hilang keseimbangan. Hal ini adalah efek samping dari penggunaan Contact Blood, karena bagaimanapun Victor telah memberikan sebagian energi kehidupannya pada Park Sun-Hyung.
Dengan sigap Reigan menangkap tubuh Victor yang terkulai lemas. Lalu membawanya ke ruang tamu.
"Lakukan sihir penyembuhan lagi, aku harus mengurus dia dulu." Wajah Reigan terlihat sangat khawatir. "Nara, kamu ikut denganku. Ada yang harus kamu lakukan."
"Baik, Tuan Reigan."
Keadaan Victor semakin memburuk. Dia sudah tak sadarkan diri. Reigan menidurkan tubuh Victor di kursi panjang ruang tamu.
"Kau ini bodoh atau apa," gumam Reigan pelan sambil menatap lekat-lekat wajah Victor yang semakin kehilangan daya hidupnya.
"Nara."
"Ya, Tuan Reigan. Jawab aku dengan jujur, kau benar-benar masih suci, kan?"
Nara terkejut, tapi dia segera mengendalikan dirinya. Tatapan Reigan yang sangat serius menandakan bahwa pertanyaan itu sangat penting. Maka Nara pun mengangguk mantap.
"Maukah kau berikan sedikit darahmu pada, Victor. Aku tak akan membiarkan dia pergi secepat ini, masih banyak dosa yang harus dia tebus."
Kelopak mata Nara terbuka lebar, manik biru lautnya bergetar menatap sosok Victor yang tak berdaya.
"Kau tahu, Nara. Dia tadi telah memberikan sebagian energi kehidupannya pada Tuan Park. Fase kematian vampir itu sangat lambat, dia telah kehilangan begitu banyak energi kehidupannya dan saat ini telah memasuki fase tertidur untuk menuju kematian."
Mendengar itu hati Nara semakin bergetar. Sosok Park Sun-Hyung yang dia sayangi telah diselamatkan oleh vampir itu dan sekarang Reigan meminta bantuannya untuk menolong Victor. Sebuah balas budi?
Tak ada waktu lagi. Jika hanya darah saja, Nara akan memberikannya. Maka gadis elf itu bergegas menuju dapur, mengambil gelas tembikar dan sebuah pisau.
Di depan Reigan Nara menggores telapak tangannya, darah berwarna biru pekat langsung mengucur deras ke dalam gelas tembikar tadi. Reigan sedikit terkejut dengan warna darah Nara. Ini bukan darah elf biasa, tapi saat ini bukan waktunya untuk memikirkan itu. Dia harus cepat merapal mantra penyembuh untuk menutup luka Nara. Jika ada orang lain yang melihat darah Nara, pasti akan terjadi kecurigaan.
"Terima kasih, Tuan Reigan," ucap Nara sambil melihat telapak tangannya yang sudah kembali sembuh.
Reigan mengangguk. "Berikan gelas itu."
Nara dengan senang hati memberikan gelas di tangan kirinya. Dia sadar ini sangat beresiko, tapi dia percaya pada Reigan. Tentang darahnya yang berbeda, pasti Reigan akan menjaga rahasia itu.
Dengan gerakan cepat Reigan langsung menuangkan darah Nara ke mulut Victor. Lalu menggunakan sihir elemen api untuk melenyapkan gelas tembikar itu. Reigan tak ingin meninggalkan bekas apapun yang dapat membuat orang lain curiga. Dia juga sempat meneliti lantai sekitar, jika ada darah Nara yang menetes maka dia akan membersihkannya.
Tiba-tiba tubuh Victor mengeluarkan hawa yang sangat kuat. Reigan langsung menoleh, dia mendapati tubuh Victor perlahan melayang di udara. Aura yang menyelimuti tubuhnya terasa sangat kuat, bahkan Reigan dan Nara mulai mundur mengambil jarak aman.
Sulit dipercaya, tapi pakaian Victor mulai terkelupas berganti dengan sebuah pakaian dengan gaya yang lebih modern dan sangat cocok di tubuh Victor.
Victor membuka matanya, dia menyadari apa yang telah Reigan perbuat. Sungguh ini sesuatu yang luar biasa bagi Victor. Dia mengalami perubahan dan mendapatkan kekuatan penuhnya.
Kaki Victor mulai berpijak ke lantai. Belum juga Reigan dan Nara lepas dari keterkejutannya, tapi Victor justru membuat mereka merasa ngeri ketika mendengar tawa vampir barbar itu.
"Hua-hahaha …."
"Ini gila! Energi kehidupanku pulih total dan kekuatanku meningkat."
"Kira-kira sekarang Blood Field bisa seluas apa dengan kekuatanku yang sekarang ini. Hahaha …."
Sungguh konyol. Reigan sedikit kesal dengan sifat asli Victor yang muncul lagi. Jika dia benar-benar mencoba Blood Field, maka sudah pasti Alban akan tamat.
"Victor!" teriak Reigan.
Vampir barbar itu langsung menatap Reigan dan menyeringai licik. Lalu seluruh auranya kembali terserap dan dia mulai merendahkan diri di hadapan Nara. Victor menumpukan satu lututnya dengan tangan kanan menutupi wajahnya yang tertunduk. Sedangkan tangan kirinya mengepal kuat dan terlipat di belakang punggung. Sungguh seperti sikap seorang prajurit sejati yang tengah menghadap ratunya.
"Terima kasih telah mau menolongku. Aku mohon beritahu, namamu."
"Na-namaku, Na-Nara."
"Dengan segala hormat, aku, Victor Sin-Nestia, menyatakan bahwa, dirimu telah menjadi Tuan baruku. Apakah kau menerimaku, Nona Nara?"
"Hah?!" Nara terbelalak. Dia sama sekali tak tahu apa yang dimaksud oleh Victor. Saat melirik Reigan, Nara hanya mendapatkan senyuman dari tetua itu. Dia semakin bingung dan harus menjawab apa pada Victor.
"A-aku hanya pelayan dari keluarga bawah, Tuan Victor. Jadi maaf, aku tak bisa menerimamu, karena aku juga harus melayani Tuan Park."
"Terima kasih atas jawabanmu, Nona Nara. Dengan ini aku juga akan tunduk di bawah perintah Tuan Park. Dia tak bisa menjadi Tuanku, karena dia telah kuanggap sebagai teman. Jadi aku hanya bisa memenuhi apa yang dia minta."
Sontak Reigan dan Nara terkejut. Sosok Victor yang memiliki kekuatan maha dahsyat akan tunduk di bawah perintah Park Sun-Hyung?
***