Chereads / Dimension Knight / Chapter 6 - BAB 6 [ Kebangkitan ]

Chapter 6 - BAB 6 [ Kebangkitan ]

[ Selamat datang Player ]

[ Anda mengalami proses pembangkitan ]

[ Fitur Player akan segera terbuka ]

[ Terima kasih telah berpartisipasi ]

[ Quest akan dikirim secara berkala ]

Kesadaraan Park Sun-Hyung berada dalam kegelapan. Tiba-tiba jendela notifikasi dengan cahaya biru muncul di depan wajahnya. Suara seorang wanita muda juga terdengar di kepalanya. Dia sangat bingung, ini benar-benar seperti sistem dalam sebuah game. Apakah dunia para elf itu hanya sistem game?

Beralih pada situasi yang terjadi saat ini. Terlihat Victor telah menurunkan intensitas auranya. Awan hitam yang tadi sempat menggumpal di atas Alban juga telah menghilang. Suasana sudah tak sepanas tadi, tapi Reigan dan sekutunya masih sedikit kesal sekaligus kecewa pada diri mereka sendiri. Park Sun-Hyung tak terselamatkan, andai saja mereka cepat bertindak, mungkin saja anak konyol itu masih bisa selamat.

Sekarang sihir apapun tak akan mampu membuat Park Sun-Hyung bernafas lagi. Jika pun bisa, pasti hanya kehendak dewa lah yang mampu melakukannya.

"Jangan sedih sahabatku." Victor masih bisa berlagak santai setelah semua yang dia lakukan.

"Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Tuan Victor Sin-Nestia, mari bicara di ruang tamu saya. Kita harus berbicara empat mata."

Victor terkekeh melihat sahabatnya yang tampak begitu formal. Mereka memang sudah sangat lama tak bertemu, tapi bagi Victor, hal itu seperti baru kemarin. Masa di mana mereka saling mengunjungi satu sama lain untuk sekedar berbagi cerita. Sungguh sangat disayangkan jika kenangan berharga itu sampai ternodai oleh rasa dendam. Reigan sendiri tak ingin hal itu sampai terjadi, dalam hidupnya dia selalu mempunyai prinsip. Jangan sampai hubungan baik putus hanya karena masalah kecil.

Saat ini masalah terbunuhnya Park Sun-Hyung mungkin akan Reigan anggap sebagai hal sepele. Dia harus mengorbankan egonya demi sesuatu yang lebih berharga, karena secara tak langsung semua elf yang tinggal di Alban selalu mengikuti keputusan Reigan. Seperti halnya Gael, mungkin saja dia mau mengorbankan diri jika Reigan memintanya. Sungguh tanggung jawab yang besar.

"Hm … sepertinya aku paham kesedihanmu." Victor sempat melirik tubuh Park Sun-Hyung. "Darah bocah itu sangat istimewa. Aku hanya meminumnya sedikit, tapi aku merasakan kekuatanku telah pulih total. Ini hal bagus bukan, tapi bisa jadi buruk juga sih."

"Kau ingin memulai perang?" Sebisa mungkin Reigan menahan emosinya.

"Tidak-tidak. Aku sudah bosan dengan semua itu. Kau tahu sendiri, diriku ini sudah terlalu lama hidup. Beberapa tahun ini aku memikirkan hal itu. Keaba–"

"Ehem!" Reigan memang sengaja memotong cerita Victor, dia tak ingin vampir bodoh itu terbawa suasana. Reigan sangat paham apa yang akan diceritakan oleh Victor dan itu mengandung informasi yang seharusnya tetap dipendam dalam-dalam. Apalagi saat ini ada tiga tetua lain. Jika mereka mendengar informasi itu, sudah pasti akan memikirkan segala cara untuk mendapatkan hal yang sama.

"Maaf atas kelancanganku tadi, sahabat." Victor mengulurkan tangannya pada Reigan.

Semua orang terkejut, kecuali Reigan. Seorang Victor yang tadi sangat mengerikan, kini tampak begitu tulus pada Reigan. Tak ada yang tahu hubungan apa yang sudah terjalin di antara mereka, karena hal itu sudah sangat lama. Bahkan jauh sebelum Geal dan Nevar lahir. Tiga tetua lainnya pun sama, umur mereka masih di bawah lima puluh tahun. Terlalu muda jika dibandingkan Reigan yang hampir mencapai usia dua ratus tahun.

"Kalian boleh kembali, situasi sudah terkendali, selanjutnya aku sendiri yang akan mengurusnya." Reigan menatap Navar yang berjalan mendekat membopong jasad Park Sun-Hyung. "Gael, temani Nevar menguburkan tamu kita. Tuan Park harus mendapat perlakuan yang layak. Aku tak ingin rohnya terjerat di sini, jadi lakukan dengan benar!"

Satu kalimat terakhir Reigan terdengar sangat tegas. Gael dan Nevar langsung menegakkan tubuh, seperti sikap prajurit yang mendapat komando mutlak.

"Siap!" Gael dan Nevar tampak kompak. Lalu mereka mulai pergi melaksanakan instruksi dari Reigan. Begitu pula dengan tiga tetua lainnya. Selama ini mereka selalu percaya pada Reigan. Bukan tanpa alasan, pada kenyataanya mereka bertiga masih sangat pemula dalam menjadi tetua. Lagi-lagi Reigan lah yang harus membimbing mereka.

Kesedihan menyelimuti Gael dan Nevar. Mereka berjalan lemah dengan wajah yang terkesan mencoba tegar. Beberapa penduduk Alban yang melihat itu mulai hanyut terbawa suasana dan mengikuti langkah Gael dan Nevar.

Darah segar milik Park Sun-Hyung masih menetes dari tangan Nevar. Meninggalkan jejak noda merah di sepanjang jalan setapak yang mereka lalui.

Tiba-tiba angin berhembus sedikit kencang, menerpa wajah Gael dan Nevar. Mereka berhenti sesaat, seperti menyadari sesuatu. Sebuah aura samar yang terasa semakin jelas dan nyata.

Tubuh Park Sun-Hyung memancarkan cahaya kuning tua, seperti semburat langit senja. Perlahan terangkat dan melayang di udara. Semakin lama semakin tinggi.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu terperangah, tak ada seorangpun yang berkedip.

"Wah! Kakak itu akan hidup lagi." 

Terlihat seorang anak kecil bersorak sambil menunjuk tubuh Park Sun-Hyung yang semakin bercahaya.

"Sstt …"

Anak kecil itu langsung ditarik ibunya dan diberi isyarat untuk diam.

Nafas Gael dan Nevar tertahan ketika sebuah sinar keemasan jatuh dari langit dan terserap ke tubuh Park Sun-Hyung. Sungguh aura yang sangat dahsyat.

Beberapa orang mulai berlutut dan mengangkat telapak tangan mereka, seperti sedang berdoa. Semakin lama semakin banyak yang melakukan itu, bahkan Gael dan Nevar pun tak lagi bisa mengendalikan dirinya.

Mereka semua berlutut, memanjatkan doa pada Dewa Kehidupan. Berharap Park Sun-Hyung bisa kembali hidup.

Cahaya keemasan yang jatuh dari langit itu perlahan memudar dan hilang. Menyisakan tubuh Park Sun-Hyung yang mulai bergerak turun dengan posisi berdiri.

[ Proses pembangkitan selesai ]

Dan akhirnya berdiri lah seorang Park Sun-Hyung yang telah mengalami kebangkitan kembali. Dia tampak terkejut dengan para elf yang memenuhi jalan setapak di depannya. Mereka berlutut menghadap dirinya dengan tatapan terpanah, seakan melihat sosok yang sangat mereka hormati.

"Inikah surga? Atau neraka?"

Suara Park Sun-Hyung langsung menyadarkan Geal dan Nevar. Kedua prajurit itu langsung berdiri tegak menghadap Park Sun-Hyung dengan wajah konyol. Keduanya sekuat hati menahan gejolak yang muncul pada diri mereka, tapi air mata tetap tak bisa berbohong.

Rasa bersalah yang dirasakan oleh Gael dan Nevar menguap digantikan rasa syukur yang menyejukkan.

Tiba-tiba muncul jendela notifikasi di depan wajah Park Sun-Hyung.

[ Selamat anda berhasil melewati tahapan seorang Player. Selanjutnya anda bisa menggunakan seluruh fitur sesuai kemampuan anda ]

Park Sun-Hyung berdecak kagum.

'Gila, ini benar-benar seperti sistem game. Tapi jendela notifikasi ini apakah hanya aku yang bisa melihatnya?' batin Park Sun-Hyung.

[ Quest diterima ]

[ Tipe : Quest Harian ]

[ Detail : Lakukan kegiatan fisik yang menguras tenaga selama 2 jam ]

[ Selesaikan Quest dalam : 23:59:99 ]

[ Catatan : Durasi Quest akan meningkat seiring bertambahnya level anda ]

[ Peringatan : Jika Quest Harian tidak diselesaikan dalam waktu yang tersedia, maka Player akan mendapat hukuman ]

Wajah Park Sun-Hyung terkagum-kagum melihat jendela notifikasi yang memunculkan quest pertamanya, bahkan dia sampai melompat-lompat tak jelas. Tapi hal itu justru membuat beberapa orang salah paham, terutama Gael dan Nevar.

'Efek samping yang sepadan, jadi gila juga bukan hal yang buruk.' batin Nevar seraya mengangguk paham.

'Benar-benar konyol. Aku kira dia akan jadi sedikit keren setelah hidup kembali.' batin Gael sedikit kecewa.

***