Chereads / Dimension Knight / Chapter 26 - BAB 26 [ Kekhawatiran Reigan ]

Chapter 26 - BAB 26 [ Kekhawatiran Reigan ]

Hari masih pagi saat mereka memutuskan untuk istirahat sesaat di bawah pohon yang tak jauh dari altar teleportasi. Di tepi tebing itu hanya ada satu pohon itu dan ukurannya cukup besar, memberikan suasana sejuk yang sangat menenangkan.

Suara gemericik air terjun dan gesekan pepohonan di ujung sana membuat Park Sun-Hyung terkantuk-kantuk. Perutnya sudah kenyang oleh kue-kue yang tadi dia makan secara brutal. Dan kini, tubuhnya yang lelah terasa sangat nyaman bersandar di batang pohon.

Sedangkan Reigan mulai beranjak menuju tepi tebing, dia duduk bersila sambil menyesap teh hangatnya. Pemandangan tebing Elve memang yang terbaik, mampu memikat semua mata dengan aliran air terjun yang sangat besar. 

Tak lama kemudian Victor menyusul Reigan. Dia duduk dengan posisi tepat di tepian tebing dengan kaki terayun ke bawah. Sedikit gerakan ceroboh saja pasti dia akan jatuh ke ceruk.

Sesaat mereka terdiam dalam pikiran masing-masing. Menatap sisi tebing yang menurut keduanya menarik. Reigan masih terpaku dengan air terjun, sedangkan Victor lebih tertarik dengan ceruk berbentuk lingkaran yang menampung begitu banyak air. Di bawah sana terlihat sangat jernih, tapi Victor sekalipun tak tahu seberapa dalam ceruk itu dan ada apakah di dasarnya.

Angin berhembus sedikit kencang, menyibakan helai-helai rambut pirang Reigan yang lepas dari ikatan ke belakangnya.

"Kau yakin dia adalah yang diramalkan para leluhurmu?" tanya Victor pelan.

Reigan berpaling. Tatapannya tenang, tapi manik mata birunya menegaskan sesuatu yang diyakini. Paham akan tatapan itu Victor hanya menghela nafas lalu menopangkan kedua tangannya ke belakang, membuat posisi tubuhnya agak condong ke belakang.

Victor menatap langit. "Jika kau percaya, maka aku juga akan mengikuti langkahmu, sahabat."

"Aku tak akan mengingkari janjiku, kau tak perlu khawatir."

"Bukankah tadi cukup menarik perhatianmu, Victor?"

"Maksudku, dia cukup kuat untuk pemula. Mungkin saja kemarin dia hanya bercanda ketika melawan Kai, bawahan Nevar."

Victor mengangguk paham. Dia ingat sekali dengan pertarungan kemarin, Park Sun-Hyung yang kalah telak sedikit membuatnya kecewa. Tapi entah kenapa bocah rakus itu tampak lebih kuat hari ini dan Victor mengakui hal itu.

"Hahaha … hei, Reigan. Aku ini sudah mulai tertarik saat pertama kali mencium bau darahnya, apalagi ketika dia mengalami kebangkitan yang sangat dahsyat itu. Seumur hidupku, baru kemarin aku melihat aliran energi kehidupan yang jatuh dari langit."

"Tapi saat ini masih sangat jauh, Victor."

Wajah Reigan mulai terlihat serius. Dia menatap tajam pada Victor, seakan mengingatkan suatu hal yang sudah mereka pahami.

Victor hanya santai saja dan menyeringai tipis, memperlihatkan taring tajamnya.

"Apa masih belum ada perkembangan?"

"Masih belum pasti, tim penyelidik yang bekerja sama dengan para manusia di luar Hutan Nuv sampai saat ini belum memberikan kabar lagi."

Wajah Reigan berubah sedih, dia termenung mengingat satu sosok elf wanita yang sangat melekat di pikirannya.

"Jika yang memimpin adalah dia, aku percaya pasti akan membuahkan hasil. Haha … sudah lama sekali rasanya."

Ucapan Victor membuat Reigan semakin larut dalam ingatan masa lalunya, memunculkan rasa penyesalan yang cukup mendalam.

Pada salah satu rumah yang berada di tengah-tengah wilayah Alban. Seorang tetua bernama Aster terlihat sibuk dengan berbagai dokumen yang harus diteliti dan setujui. Beberapa orang yang dia percaya juga tengah membantunya untuk merekap beberapa data perdagangan yang sudah terselesaikan. Bukan hanya itu saja, mereka juga menghitung data-data perdagangan yang akan segera dilaksanakan. Dalam hal ini kemampuan Aster sudah tak diragukan lagi. Dia sudah sejak kecil dibimbing oleh Reigan untuk menjadi pengamat dan pelaksana perdagangan Alban dengan beberapa wilayah lain, baik di dalam atau di luar Hutan Nuv.

Buah-buahan dan sayur segar dari Alban adalah komoditas utama yang cukup diminati oleh orang-orang di luar Hutan Nuv. Tanah subur di Hutan Nuv memang sangat cocok dengan tanaman yang menghasilkan buah. Berbanding terbalik dengan keadaan tanah di luar sana yang kebanyakan tandus dan sulit ditanami sayur dan tanaman berbuah.

Beberapa kerajaan manusia di luar sana lebih fokus pada tanaman umbi dan gandum. Hasil susu dari peternakan mereka juga sangat dihargai oleh para penduduk di Hutan Nuv.

Jika melihat data yang tercatat, kelompok yang sudah beraliansi dengan Alban adalah ras werewolf, ras goblin, kelompok petualang lepas dan Putri Carrisa. Mereka semua membutuhkan koneksi dari Alban untuk menjual berbagai macam produk. Tentu saja hal ini saling menguntungkan, tapi juga sedikit merepotkan bagi pihak Alban tersendiri. Pasalnya setiap akan terjadi penjualan barang ke luar Hutan Nuv, orang dari Alban harus datang ke wilayah lain untuk melakukan pendataan dan pengawalan sampai ke tempat tujuan. Dengan cara itulah pembeli di luar sana akan percaya dengan barang yang dijual. Bukan tanpa alasan, nama Alban sendiri memang sudah cukup terkenal pada wilayah-wilayah kerajaan di luar Hutan Nuv. Dan sampai detik ini, mereka percaya jika barang yang diantar langsung oleh orang Alban adalah barang yang memiliki kualitas bagus.

Dari sistem kerja itu, Alban juga akan mendapatkan bagi hasil dari kelompok terkait yang meminta bantuan pada Alban. Kembali lagi pada dasar saling menguntungkan dan semua ini adalah ide Reigan setelah para penghuni Hutan Nuv bangkit dari kejadian 18 tahun lalu.

"Tuan Aster!" Tiba-tiba seorang elf pria masuk ke ruangan dengan wajah berkeringat dan nafas yang memburu.

Aster berdiri dengan gagah, dia menunggu laporan dari orang yang baru saja datang itu. Tatapan Aster terlihat sangat berwibawa, menunjukkan bahwa dirinya adalah salah satu tetua yang harus dihormati.

"Tim pengawal yang bertugas di Ralas sudah pulang, Tuan Aster."

"Bawa mereka ke ruang tamu, bawa laporan mereka kepadaku dan temui Tuan Tratas untuk menyambut mereka. Di sini pekerjaanku masih banyak, jadi tolong usahakan Tuan Tratas mau meluangkan waktunya."

"Ba-Baik, Tuan!"

Setelah orang itu pergi, Aster langsung melanjutkan pekerjaannya kembali. Setelah Reigan menyerahkan semua tugas di Alban pada tiga tetua lainnya. Tratas lah yang menjadi pengganti Reigan. Aster dan Erden pun setuju, karena di antara mereka selain Reigan, hanya Tratas yang memiliki pengetahuan dan pemikiran panjang seperti Reigan. Dia mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan segala resiko.

Keputusan Reigan semalam bukanlah hal yang sepele. Bagi mereka bertiga yang selama ini hanya mengikuti perintah Reigan, keputusan itu adalah sebagai bukti kepercayaan yang sangat besar.

Seperti yang sudah mereka kerjakan saat ini. Aster memegang kendali pada perdagangan Alban. Erden memegang kendali pada sektor kependudukan dan keamanan Alban, serta sebagai pengamat langsung, yang harus berani terjun ke masyarakat jika terjadi sesuatu. Baik itu masalah internal atau eksternal. Peran Erden saat ini begitu penting, dia memikul tanggung jawab atas kenyamanan dan keamanan penduduk di Alban. Lalu Tratas, dia adalah pemegang kendali penuh yang dapat memberikan perintah langsung pada tetua lainnya. Memiliki tanggung jawab atas hubungan kerja sama antar kelompok di Hutan Nuv dan kerajaan-kerajaan di luar Hutan Nuv. Ini adalah tanggung jawab yang tak main-main, karena jika sudah berkunjung ke kerajaan di luar sana, Tratas menjadi muka para penghuni Hutan Nuv. Jika dia tampak teledor maka sudah pasti reputasi para penghuni Hutan Nuv akan dipertanyakan.

Tapi dibalik itu semua, hal ini adalah sebuah angin segar bagi Reigan. Dia telah melatih mereka sejak kecil dan saat ini semua itu telah terbayarkan. Reigan bisa menghirup udara bebas seperti saat dia muda dulu.

Reigan sudah tak lagi menjadi tetua, tapi jika dia memberi perintah, pasti itu juga akan menjadi perintah mutlak. Layaknya seorang senior yang menjadi pengamat, Reigan akan memberi saran dan kritik pada para tetua jika itu diperlukan.

***