Chereads / Dimension Knight / Chapter 25 - BAB 25 [ Fight ]

Chapter 25 - BAB 25 [ Fight ]

"Tuan Park?"

Mendengar panggilan Reigan, Park Sun-Hyung langsung membuka matanya. Aura yang muncul di tubuhnya hilang seketika. Dia mengusap air matanya dan tersenyum. Ada sebuah kesedihan yang sangat dalam di wajah Park Sun-Hyung. Reigan dapat merasakannya ketika manik mata coklat pemuda itu bergetar.

"Mau beralih ke latihan fisik?" tawar Victor santai.

"Hm! Tentu saja Paman Vampir!" Park Sun-Hyung berdiri, dia terlihat sangat antusias.

Bukan tanpa alasan, karena kebetulan juga Park Sun-Hyung belum menyelesaikan Quest Hariannya.

Sesaat Park Sun-Hyung terdiam, memikirkan tentang penjelasan Reigan tadi. Dalam sistem yang dia miliki, mana adalah energi untuk melakukan sesuatu. Saat berada dalam dimensi hukuman, Park Sun-Hyung menyadari hal itu. Setiap kali dia bergerak cepat, maka dia akan menggunakan mana dengan jumlah tertentu. Memang seperti sistem game rpg dan itu wajar bagi Park Sun-Hyung, tapi teori sistem yang dia miliki seperti berbeda dengan penjelasan Reigan. Jika energi kehidupan adalah mana itu sendiri, lalu bagaimana dengan Health Point?

Ini memang sedikit rumit, tapi Park Sun-Hyung yakin bahwa beberapa hal itu saling terhubung. Kerusakan fisik tentu akan mengurangi Health Point, lalu setiap menggunakan skill atau gerakan tertentu pasti akan mengurangi Mana Point. Yang membuat Park Sun-Hyung sedikit bingung adalah tentang pengolahan mana dalam sistem yang dia miliki. Jika mengingat bergerak cepat saja mengurangi mana, berarti bisa disimpulkan bahwa Park Sun-Hyung sudah bisa mengolah mana ketika berada di dimensi hukuman.

Park Sun-Hyung berdecak. Dia sedikit paham sekarang. Kesimpulan yang dia ambil adalah Health Point dan Mana Point dalam dunia ini adalah energi kehidupan. Keduanya saling berkaitan. Seseorang yang memiliki kekuatan dahsyat dan membakar mana untuk dijadikan energi sihir juga memiliki peluang bunuh diri. Tentu dengan catatan jika dilakukan secara dalam jangka waktu lama. Jika benar, maka hal itu sangat berbahaya. Sebuah kekuatan besar, memang seharusnya memiliki resiko yang sepadan.

Park Sun-Hyung paham sekarang. Teori kekuatan dari mana memang bukan hal sepele, dia harus hati-hati dalam menggunakannya. Ya, beruntungnya dia memiliki sistem yang sangat mirip dengan game rpg. Dalam mode standby Park Sun-Hyung bisa melihat Health Point dan Mana Pointnya.

"Hei-hei, kenapa melamun?"

Park Sun-Hyung tersentak ketika Victor menepuk pundaknya.

"Ah, maaf, Paman." Park Sun-Hyung menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Tenang saja, kamu tak usah khawatir. Aku hanya akan mengukur kekuatan fisikmu saja."

"Oh ya!"

"Wah ... aku tidak sabar, Paman. Bisa kita mulai?"

Victor menyeringai, dia melirik Reigan sesaat. Setelah mendapat respon anggukan dari Reigan, Victor langsung berjalan ke tempat yang lebih terbuka.

Seratus meter dari tepi tebing terdapat ruang terbuka yang tak ditumbuhi pohon, hanya tanah datar dengan rumput hijau. Entah kenapa tempat itu memang seperti lapangan latihan atau Reigan memang sudah menyiapkan semua ini. Park Sun-Hyung kagum dengan Reigan, sosok tetua elf di Alban itu tak pernah mengecewakannya.

"Tempat latihan yang mengagumkan, Paman!" teriak Park Sun-Hyung pada Reigan.

"Berlatihlah dengan serius, Tuan Park." Reigan tidak berteriak tapi suaranya cukup keras dan tegas, seakan sedang memberikan komando.

"Hm … mari kita lihat, sejauh mana aku berkembang," gumam Park Sun-Hyung sambil berjalan mendekat ke arah Victor.

"Sistem Standby." Suara Park Sun-Hyung sangat pelan, dia yakin Victor dan Reigan tak mendengarnya.

[ Mode Standby telah aktif ]

Tiba-tiba muncul jendela biru transparan berbentuk persegi panjang. Lalu bar Health Point dan Mana Point juga muncul di sisi atas bagian samping dalam jangkauan padang Park Sun-Hyung.

Detik selanjutnya Park Sun-Hyung berlari menerjang Victor dengan cepat. Satu pukulan kuat langsung terarah ke wajah vampir barbar itu, tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan. Pukulan keras Park Sun-Hyung mampu dihindari oleh Victor, bahkan vampir itu terlihat sangat tenang. Seakan serangan Park Sun-Hyung bukanlah apa-apa.

Tak menyerah. Park Sun-Hyung langsung refleks ke samping seraya menggerakan kakinya untuk menendang kepala Victor. Tapi lagi-lagi vampir itu bisa menghindar dengan sangat mudah. Lalu pukulan demi pukulan yang sangat cepat Park Sun-Hyung lontarkan, Victor masih bisa menghindar dan dia lebih terlihat seperti sedang menari.

Bukan tanpa alasan. Gerakan Park Sun-Hyung masih sangat lambat bagi Victor. Dia bisa membaca seluruh pergerakan lawannya dengan sangat mudah dan akurat. Pada akhirnya semua serangan Park Sun-Hyung hanya sia-sia saja.

Dengan cepat Park Sun-Hyung melesat mundur, menjaga jarak aman dan memikirkan strategi. Nafasnya memburu, adrenalinnya naik drastis. Keadaan ini hampir sama seperti dalam dimensi hukuman, hanya saja lawannya tak memberikan serangan.

"Sial!" decak Park Sun-Hyung kesal sendiri.

Seluruh ototnya telah memanas. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Sesaat dia teringat saat Nevar melawan Victor. Memang benar, vampir barbar itu sangat kuat. Pergerakan Nevar yang sangat cepat saja bisa terbaca, apalagi dirinya yang masih pemula. Ini sungguh memuakkan.

"Majulah." Victor menyeringai seram. "Aku akan menurunkan kekuatan fisikku."

"Jangan meremehkan ku, Paman Vampir! " teriak Park Sun-Hyung.

Tanpa basa basi lagi, Park Sun-Hyung langsung melesat maju dengan gerakan yang lebih cepat dari sebelumnya. Tangan kanannya mengepal erat, menyiapkan pukulan terkuat.

Slash!

Pukulan Park Sun-Hyung melesat sangat cepat dengan kekuatan penuh dan sukses menghantam wajah Victor.

Mendapat pukulan itu, tubuh Victor terhempas ke belakang, seperti terdorong kekuatan fisik yang sudah tak bisa diremehkan lagi.

Bukan hal yang sulit bagi Victor untuk menangkisnya, tapi seperti yang dia katakan. Vampir barbar itu ingin mengukur kekuatan fisik Park Sun-Hyung.

Sreeet …

Kaki Victor yang terseret di atas rerumputan membuat tanah terkikis. Hal itu menunjukan seberapa kuat fisik Victor menahan tubuhnya agar tak terlalu jauh terhempas.

Debu tanah yang menyebar di udara sekitar tubuh Victor mulai terhempas angin. Perlahan memperlihatkan Victor yang tengah berdiri dengan sangat tenang. Ada sebersit seringai dan tatapan tajam di wajahnya, membuat Park Sun-Hyung tertegun.

Disisi lain Reigan tercengang oleh kejadian yang dia lihat. Seorang Park Sun-Hyung mampu menghempaskan Victor? Sungguh itu kekuatan fisik yang luar biasa. Seperti kata Victor, dia menurunkan kekuatan fisiknya untuk mengukur kemampuan Park Sun-Hyung, tapi hal itu masih tak sepadan jika melihat tingkat kekuatan terendah Victor sekalipun. Reigan sangat yakin akan hal itu, apalagi mengingat kekuatan vampir itu sudah meningkat setelah meminum darah Nara tempo hari.

"Sebenarnya, kau ini siapa, Tuan Park?" gumam Reigan pelan masih tak percaya dengan kemampuan Park Sun-Hyung.

Tiba-tiba Victor terkekeh.

"Hua-hahaha … ini menarik sekali, hahaha …."

Seperti mendapat hiburan, tawa Victor semakin lama semakin seram. Lalu tiba-tiba sosok vampir itu menghilang dan muncul lagi, begitu terus sampai jaraknya dengan Park Sun-Hyung cukup dekat. Sungguh itu gerakan yang sangat cepat, bahkan Victor masih terlihat seperti berjalan santai. Apakah ini teleportasi atau benar-benar gerakan yang sangat cepat?

Park Sun-Hyung tak lengah, dia melesat ke samping, menjaga jarak aman. Setiap gerakan Victor yang hilang dan muncul kembali dia perhatikan dengan teliti. Tapi sia-sia saja, dia tak bisa mengikuti gerakan yang sangat cepat itu.

Sayangnya, Park Sun-Hyung bukan lagi seorang pengecut yang akan menyerah begitu saja. Dia melesat maju dengan kecepatan yang luar biasa, memberikan pukulan dan tendangan pada Victor. Tapi memang pada dasarnya kekuatan mereka sangat jauh berbeda. Seperti sebuah lelucon, Victor menghilang saat akan menerima serangan Park Sun-Hyung, bahkan vampir itu masih sempat memperlihatkan seringainya. Sungguh ini tak akan ada habisnya.

"Pa–man … Vampir." Park Sun-Hyung benar-benar kehabisan tenaganya, dia melakukan serangan beruntun yang sia-sia.

"Aku sudah lelah, bisa kita istirahat dulu."

"Tentu saja, kawan. Hua-hahaha …."

Park Sun-Hyung terduduk lemas hampir kehabisan nafas. Tubuhnya sudah basah oleh keringat dan kini bisa terlihat jelas seluruh otot di tubuhnya mengeras. Dada bidang dan otot bisepnya tampak kokoh pada tubuh Park Sun-Hyung yang semakin atletis.

***