Chereads / Dimension Knight / Chapter 24 - BAB 24 [ Pengolahan Mana ]

Chapter 24 - BAB 24 [ Pengolahan Mana ]

Setelah melucuti baju Park Sun-Hyung, Reigan menyuruhnya untuk duduk bersila di altar teleportasi.

"Pertama aku harus tahu, sampai mana kau bisa mengendalikan energi kehidupanmu."

Park Sun-Hyung masih belum mengerti. Jika dipikir baik-baik ini seperti bermeditasi, tapi apakah benar seperti itu. 

Tiba-tiba Reigan duduk bersila di samping Park Sun-Hyung. Tubuhnya mengeluarkan aura yang lemah, tapi batu altar langsung merespon dengan keluarnya cahaya biru dari ukiran simbol-simbol kuno itu.

"Kau bisa merasakan aura yang kukeluarkan? Bisa melihatnya?"

Park Sun-Hyung mengangguk antusias. Jika hanya merasakan dan melihat saja dia sudah bisa melakukannya sejak tragedi dikejar serigala. Bahkan dia tak perlu berkonsentrasi pun bisa.

"Jika kau sudah bisa dua hal itu, artinya kau sudah mampu merasakan hasil perubahan energi kehidupan, atau mana yang sudah diolah. Di dunia ini, semua yang hidup atau mati memiliki energi mana. Energi itu sendiri bisa didapatkan dengan beberapa cara, makan dan minum seperti yang biasa kita lakukan. Energi yang tercipta karena proses pencernaan adalah suatu bentuk mana individual yang bisa kita ubah menjadi energi sihir dan kekuatan fisik."

"Cara kedua adalah dengan menyerap mana di sekitarmu. Alam semesta ini memiliki sumber daya mana yang sangat melimpah. Tanah, air, tumbuh-tumbuhan. Semua itu memiliki kandungan mana yang dibagi jadi dua jenis; pertama dari benda mati di alam dan kedua adalah dari benda hidup yang ada di alam. Seseorang yang bisa menyerap mana dari alam adalah orang yang jenius. Ini adalah sebuah bakat yang sudah ada sejak lahir. Karena tak sembarangan orang yang bisa melakukan itu."

"Lalu yang ketiga adalah mana dari orang lain. Aku jelaskan dulu tentang konsep luka." Reigan sempat melirik Victor yang berdiri di luar altar sebelum melanjutkan penjelasan. Victor sendiri langsung merespon dengan seringai tipis, lalu kembali fokus pada pemandangan di sekitar.

"Energi kehidupan adalah mana dan sangat berkaitan dengan jiwa makhluk hidup. Jika seseorang kehabisan mana, maka hal itu sangat berbahaya. Bisa mengakibatkan kematian jika tidak mendapat tambahan mana, karena pada dasarnya mana sangat mempengaruhi jiwa. Anggap saja mana adalah pelindung rohmu. Di dunia ini kematian bisa terjadi bukan hanya karena luka fisik, tapi bisa juga karena kehabisan mana. Hal itu sempat kau alami, kan? Dan Victor lah yang menyelamatkanmu."

Park Sun-Hyung tertegun, lalu dia ingat tentang kejadian di dimensi hukuman. Dari cerita Nara dia juga paham tentang luka yang dia alami dan tentang Victor yang telah membantu penyembuhannya.

"Paman Vampir memang hebat!"

Dipuji seperti itu, Victor langsung terkekeh.

"Luka fisikmu waktu itu memang cukup fatal dan sulit disembuhkan dengan sihir penyembuh biasa. Kenapa? Karena manamu dalam jumlah yang kritis."

Sebenarnya Park Sun-Hyung masih belum paham, tapi dia hanya mengangguk saja.

"Pertama kau harus bisa mengubah mana dalam dirimu menjadi sebuah energi baru seperti sihir atau aura penguat fisik. Dalam mengolah mana, ada satu hal dasar yang perlu kamu pahami, yaitu tentang penguasaan dan pengendalian diri. Emosimu harus stabil, jika tidak kau akan hilang kendali atas konsumsi manamu, tapi emosi juga bisa menjadi pemicu agar kau bisa mengubah manamu. Semisal dalam keadaan bahaya atau kau sedang marah besar. Tapi hal itu tak akan kubiarkan, jika kau bisa mengolah mana hanya dengan kebetulan, maka aku tak akan pernah menyebutmu sebagai ksatria."

"Sebagai contoh, kau ingat Gael saat marah. Terkadang dia tak bisa mengendalikan auranya yang keluar akibat pengolahan mana dengan pemicu emosi. Itu adalah kesalahanku, tapi sekarang dia juga sudah mulai belajar untuk mengendalikan emosinya. Dia adalah salah satu murid terbaikku."

Park Sun-Hyung terhenyak sesaat, dia mengingat saat Gael mengejar seseorang di area pasar. Itu sungguh menakutkan. Aura yang membara tak terkendali seperti api yang bisa membakar apapun.

"Victor, coba kau beri contoh." Reigan bangkit berdiri dan beranjak mendekati vampir barbar itu.

Mereka berdua berdiri menghadap Park Sun-Hyung yang masih duduk bersila. Bocah rakus itu masih belum paham apa yang akan Reigan lakukan, tapi dia mencoba untuk fokus memperlihatkan.

Tiba-tiba tubuh Victor diselimuti oleh aura gelap yang sangat dahsyat. Angin berputar di sekitar kakinya, menciptakan tornado kecil bercampur dengan aura gelap milik Victor yang semakin lama semakin besar.

"Ini adalah mode pembakaran mana, dimana kau mengubahnya menjadi energi sihir yang sangat kuat. Efeknya dapat meningkatkan kekuatan fisik dan juga dapat memberi beberapa kemampuan. Pembakaran mana akan terus terjadi selama berada dalam mode ini. Seluruh kekuatan sihir ini akan menyelimuti tubuhmu jika kau tidak memfokuskan pada satu titik. Hal yang tersulit adalah memfokuskannya."

Kali ini Park Sun-Hyung cukup paham dengan penjelasan Reigan. Dia senang melihat Victor yang mau mempraktekkan hal yang sedang Reigan jelaskan.

"Lalu." Tatapan Reigan berubah tajam. Tingkat konsentrasinya sangat tinggi.

Tiba-tiba kedua tangan Reigan diselimuti aura keemasan yang terlihat seperti membakar tangannya.

"Ini adalah tingkatan pembakaran mana tahap kedua. Aku memfokuskannya pada kedua tangan dan kau bisa lihat yang terjadi, kan?"

"Hm!" Park Sun-Hyung mengangguk cepat. "Aku paham, Paman!"

"Tapi pasti itu sangat sulit ya?"

Victor terkekeh. "Tidak akan sulit jika kau bersungguh-sungguh."

"Benar!" Perlahan aura di tangan Reigan membentuk sebuah tombak cahaya.

"Semua yang kau pelajari dengan sungguh-sungguh, pasti akan membuahkan hasil." Reigan memutar tubuhnya dan melesatkan tombak cahaya itu ke arah air terjun, menciptakan sebuah ledakan hebat yang membuat air terhempas ke segala arah.

"Itu tadi adalah pengolahan mana tingkat tinggi. Kau bisa menciptakan senjata atau sesuatu yang dapat meningkatkan kekuatan fisik secara efisien."

"Lalu bagaimana caranya aku bisa mengolah mana, Paman?"

Reigan tersenyum dan berjalan mendekat.

"Coba pejamkan matamu dan rasakan seluruh energi yang ada dalam tubuhmu. Itu tahap awal, kau harus fokus dan tenang."

Setelah mengangguk paham, Park Sun-Hyung mulai mengikuti instruksi Reigan. Dia memejamkan mata dan merasakan tubuhnya dengan tenang. Sentuhan angin di kulitnya, suara gemericik air terjun dan suara pepohonan yang diterpa angin. Semua seperti alunan yang tenang di diri Park Sun-Hyung. Dia mencoba mengosongkan pikirannya, karena mungkin ini hampir sama seperti meditasi.

Hampir 15 menit Park Sun-Hyung melakukan itu tapi tidak terjadi apa-apa. Batu altar teleportasi itu tak memberikan respon sedikitpun. Reigan dan Victor yang memperhatikannya tampak masih sabar menunggu. Proses ini memang bukan hal yang bisa dalam sekali coba. Mungkin akan memakan waktu berhari-hari dan Reigan paham sekali akan hal itu.

"Bayangkan seseorang yang sangat kau rindukan, Tuan Park."

Ucapan Reigan membuat Park Sun-Hyung sedikit terkejut. Orang yang dia rindukan? Tentu keluarganya, ayah, ibu dan kakak perempuannya. Dia sangat merindukan mereka.

Perlahan air mata Park Sun-Hyung menetes ketika kenangannya bersama mereka muncul silih berganti di benaknya. Lalu tiba-tiba Reigan dan Victor tertegun, keduanya menatap tubuh Park Sun-Hyung yang diselimuti aura keemasan. Terasa sangat lemah, tapi cukup mengesankan. 

Batu altar teleportasi yang diduduki Park Sun-Hyung telah mengeluarkan cahaya keemasan. Terlihat sangat indah, pasalnya semua ukiran simbol-simbol di altar itu memancarkan cahaya emas yang cukup terang.

Tiba-tiba Victor terkekeh. Dia juga mengeluarkan aura yang sangat kuat. Disisi lain Reigan masih terpaku tak percaya dengan apa yang sedang terjadi pada Park Sun-Hyung.

"Aura emas, mustahil …." Tubuh Reigan gemetar dengan hal yang baru saja terlintas di kepalanya. Ini sungguh mengejutkan.

***