Sekali lagi Park Sun-Hyung membuka pintu, dia mendapati dua orang elf dengan penutup muka tengah berdiri mengawasi keadaan sekitar. Mereka sedang berjaga. Ini sungguh membosankan, Park Sun-Hyung merasa terkurung. Dia tak diperbolehkan keluar, walau hanya untuk berjalan-jalan sesaat.
Matahari sudah semakin tinggi, tapi Reigan, Gael dan Nevar pun belum datang juga. Jika mereka tidur seharian, maka sudah pasti Park Sun-Hyung akan mati gaya karena bosan. Lagi pula kenapa juga para penjaga itu melarang Victor untuk masuk. Beberapa saat tadi, Victor datang dengan raut penuh semangat. Dia membawakan Park Sun-Hyung sekeranjang kue, tapi tim pengintai langsung menghadangnya dan entah kenapa vampir barbar itu tampak tenang. Seorang Victor yang biasanya mudah marah, tiba-tiba saja tadi terlihat tenang dan mengerti maksud tim pengintai. Alhasil Park Sun-Hyung hanya bisa mengucapkan terima kasih dari ambang pintu. Sungguh menyebalkan.
[ Perhatian! ]
Tiba-tiba jendela biru semi transparan muncul di depan wajah Park Sun-Hyung.
[ Player akan mendapatkan hukuman karena tidak menyelesaikan Quest Harian ]
[ Bersiaplah! ]
Sangat cepat dan mengejutkan. Tubuh Park Sun-Hyung berpindah dimensi ke tempat yang sangat asing. Seperti sebuah bangunan dari istana kerajaan. Banyak sekali tiang-tiang beton berukuran besar di sekitar Park Sun-Hyung, membentuk sebuah alur jalan lurus ke depan. Lalu suasana yang tadinya tampak redup kini mulai terasa lebih terang karena lentera di tiang-tiang itu menyala serentak.
Hawa dingin menyentuh tubuh Park Sun-Hyung. Kakinya berpijak pada sebuah karpet merah yang sangat panjang ke depan. Tak ada jalan keluar, karena ini adalah ruangan tanpa pintu.
[ Hukuman! ]
[ Bertahanlah sampai batas waktu yang sudah ditentukan ]
[ Batas Waktu : 03:58:33 ]
[ Player akan mendapatkan hadiah jika bisa bertahan ]
[ Selamat berjuang, Player ]
[ Catatan : Kematian di sini adalah kenyataan. Jadi berhati-hatilah ]
Jendela notifikasi kembali muncul. Park Sun-Hyung terkejut setengah mati ketika melihat pemberitahuan yang tertulis di sana.
"Sial!"
"Ini buruk."
[ Player bisa mengakses menu sistem dengan perintah pikiran atau suara ]
[ Dalam mode Standby, sistem akan menampilkan informasi Hit Point dan Mana Point ]
[ Informasi serangan akan ditampilkan secara otomatis ]
[ Informasi serangan yang diterima akan ditampilkan secara otomatis ]
[ Informasi seluruh efek negatif dan positif pada Player akan ditampilkan secara otomatis ]
[ Mode Standby Aktif ]
Pemberitahuan muncul lagi. Park Sun-Hyung semakin bingung, jika dipikir baik-baik, sistem ini sangat mirip dengan sistem game MMORPG. Tapi kenapa dan dari mana?
Jendela notifikasi itu hilang, lalu muncul garis tebal berwarna merah dan biru di sudut pandangan Park Sun-Hyung, lebih tepatnya sudut atas sebelah kiri. Tertulis HP untuk yang berwarna merah dan MP yang berwarna biru. Lalu di tengah kolom garisnya juga terdapat akumulasi jumlah maksimumnya.
HP : 1000/1000
MP : 100/100
"Sial! Ini benar-benar mirip seperti game. Mungkin aku sudah gila, tapi ini terlalu nyata untuk dibilang mimpi."
Park Sun-Hyung sedikit terpukau dengan sistem yang dia miliki. Jika memang ini seperti sistem game MMORPG, maka sudah pasti dia akan sangat menikmatinya. Selain hobi makan, diam-diam Park Sun-Hyung juga maniak game. Dia selalu menghabiskan waktunya di kamar berjam-jam hanya demi memainkan game online.
Di dalam game itu, dia adalah seorang solo player yang selalu menjadi sorotan setiap ada event yang berlangsung. Memang karakter yang dia mainkan sudah sangat kuat dan memiliki perlengkapan hebat. Selama ini, hal itu telah menjadi kepuasan tersendiri.
Tapi situasi saat ini sangatlah berbeda. Dia bukan sedang bermain game. Ini adalah kenyataan yang terlalu mirip dengan sistem game.
"Sial! Statusku masih sangat rendah!"
"Tampilkan waktu batas waktu!"
Tiba-tiba jendela notifikasi yang lebih kecil muncul.
[ Batas Waktu : 03:56:33 ]
"Jadi empat jam ya, dan aku harus bertahan dari apa?"
"Jika diperhatikan, ruangan ini seperti–"
Sebuah lingkaran hitam muncul di depan Park Sun-Hyung, semakin lama semakin lebar. Dia mundur, menjaga jarak aman.
Perlahan keluar sesuatu dari lingkaran hitam itu. Sebuah kain hitam pekat yang robek tak beraturan bergerak liar seperti diterpa angin yang kencang. Masih belum tuntas dan betapa terkejutnya Park Sun-Hyung ketika semua bagian dari sosok itu telah keluar.
Terlihat seperti dewa kematian. Sosok itu adalah tengkorak manusia yang mengenakan jubah hitam pekat. Robekan pada setiap ujungnya mirip lidah api yang membara. Lalu di tangan kanan tengkorak itu, tergenggam sebuah sabit hitam yang sangat besar. Jika diperhatikan baik-baik, warna hitam sabit itu sangat pekat. Sudah pasti bukan dari logam atau semacamnya, karena ini bukan lagi hal yang bisa diterima dengan logika.
Sosok dewa kematian tengah melayang di hadapan Park Sun-Hyung dengan aura yang sangat mengerikan. Siapapun pasti akan lari jika melihatnya. Tapi saat ini Park Sun-Hyung masih tetap berdiri. Dia memang merasa takut, namun dirinya juga tak memiliki alasan untuk panik dan lari seperti orang bodoh. Melakukan reaksi yang salah dalam situasi seperti ini hanya akan menimbulkan kerugian.
Saat ini dia harus cermat dalam mengambil tindakan. Seperti dalam sebuah pertarungan dalam game yang selalu dia mainkan. Park Sun-Hyung harus mengamati setiap gerakan, kemampuan dan respon yang akan dilakukan oleh lawan. Lalu menghitung jeda waktu juga sangat penting. Baik jeda waktu kemampuan kemampuannya atau kemampuan lawan. Setiap serangan pasti memiliki jeda waktu dan efektifitas masing-masing. Dan satu hal yang sangat penting, setiap musuh pasti memiliki kelemahan.
"Sial! Ini seperti melawan boss saja."
[ The Reaper ]
Tiba-tiba muncul tulisan merah pekat di atas kepala sosok dewa kematian itu. Park Sun-Hyung terkejut. Di beberapa game yang pernah dia mainkan memiliki sistem yang cukup rumit, diantaranya adalah sistem hidden boss yang sungguh mengerikan. Jika para karakter bertemu sosok hidden boss ini, maka sudah pasti mereka yang tak memiliki perlengkapan hebat akan kabur. Karena hidden boss adalah sosok yang sangat kuat dengan level rendah.
"Apa aku akan mati sekali lagi?"
Park Sun-Hyung tertawa getir. Tubuhnya gemetar merasakan, merasakan kematian menunggu di hadapannya. Tapi sayangnya dia sudah sering merasakan itu, hingga seperti sudah tak berarti lagi.
Slash!
Sosok dewa kematian itu mengayunkan sabitnya ke arah Park Sun-Hyung. Sangat samar, tapi dia bisa melihat arah gelombang angin itu.
Brug!
Park Sun-Hyung sengaja menjatuhkan dirinya ke arah samping dengan bagian punggung mendarat lebih dulu. Sakit yang dia rasakan sangat nyata, tapi dia bisa menahannya.
Energi meluncur ke arah dinding yang jauh di belakang Park Sun-Hyung. Seperti yang telah dia perkirakan, dinding itu mengalami kerusakan yang cukup dalam. Ini sangat berbahaya, jika dia lengah sedikit saja sudah pasti akan terkena serangan selanjutnya.
Dalam pengamatan Park Sun-Hyung saat ini, sosok dewa kematian itu tak bergerak agresif. Dia baru satu kali melancarkan serangan tanpa mengubah posisinya. Mungkin ini adalah batasan dari makhluk itu. Park Sun-Hyung juga mulai menghitung waktu jeda serangan itu.
Melupakan semua semua pengamatannya dan kembali pada kenyataan. Satu hal yang sangat Park Sun-Hyung takutkan adalah dirinya bisa atau tidak bertahan selama empat jam.
***