Renata terlihat menghela napasnya perlahan, setelah mendengar ucapan panjang yang dikatakan oleh sosok laki-laki parubaya yang terduduk di hadapannya itu kepadanya. Lalu, gadis itu mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru area taman, sembari menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi.
"Tetapi melihat sikapnya kepadaku, aku merasa itu adalah hal yang cukup sulit. Dia terlihat begitu kaku dan sulit sekali nutuk dimengerti. Terkadang, dia bisa menjadi sosok yang begitu dekat, dengan sikapnya, tapi terkadang dia juga terlihat begitu jauh, dengan ekspresi wajahnya dan tatapan matanya yang begitu dingin dan dalam.