Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu, Renata pun kembali terdiam, dengan tatapan sepasang manik kecoklatan miliknya yang terlihat mengerjap pelan.
"Katakan kepadaku, Renata. Apakah ada suatu masalah yang buruk, yang mantan kekasihmu itu lakukan kepadamu? Kau tidak bisa membohongiku sekarang, karena aku bisa melihat luka dalam matamu itu. Sejauh persahabatan kita selama ini, jelas aku cukup mengerti semua gerak-gerik, sikap dan sifatmu, Renata.
Aku juga masih mengingat jelas, tentang raut wajah ketakutanmu itu kemarin. Oh yah, aku ingat, saat kau tertidur bersamaku kemarin lusa, kau terus menggumamkan kalimat permohonan maaf dan berkata seolah-olah kau sedang disakiti dalam mimpimu itu, mimpi yang sepertinya terlihat begitu menakutkan bukan?" lanjut Ana, saat Renata tak kunjung menanggapi ucapannya.