Gabriel tertegun. Naik turun napas, tersengal-sengal mencoba menarik napas dan menstabilkannya kembali
"Cukup bu! Gabriel ini menantu ibu, bukan orang lain. Kok sewot, banget," tuding Gabriel mencoba menjelaskan posisinya krmbali.
Sedetik kemudian, ibu langsung merengut dan memarahi Gabriel dengan nada tinggi beberapa oktaf. Gabriel melihat, Bumer sudah berdiri tegak berkacak pinggang di depan Gabriel.
"Bu... Ibu, Gabriel mohon kasihanilah mantumu," ucap Gabriel memohon belas kasihan dari wanita yang bergelar ibu mertua.
Ibu mengomeli menantunya sembari menunjuk wajah gabriel penuh amarah.
"Pergi dari hadapan ibui!" perintahnya menghujam tajam. Dadanya naik turun dengan napas tersengal, lalu ibu mertua mengelus dadanya yang sakit lalu duduk kembali di kursi.
"Gak tau diuntung kau. Pantas kau udah tua baru menikah, ternyata tak ada laki laki yang sudi menikahimu kecuali anakku," dengkus ibu mertua meradang dengan sorot mata kejam.