Gabriel setiap hari uring-uringan, tidak enak badan, mual dan muntah hingga lemes. Bumer tidak suka kalau mantunya malas-malasan apalagi cuma tidur rebahan aja.
Sejak tinggal di rumah mertuanya di komplek sangat merasa tertekan. Bumer selalu aja menguntit apa yang gabriel kerjakan. Ia sepertii tinggal di rumah kaca, apa-apa menjadi konsumsi publik.
Tapi tiba-tiba, gabriel pusing, bumi terasa berputar mengalahkan ayunan putaran keliling sangat buatnya limbung. Raga lemas tak berdaya, ia mencoba bangkit meraih ponselnya dan memanggil Mas Bagas.
"Halo, my hubby...!
"Gabriel pusing!"
"Dari tadi mual muntah terus, nih," rengek gabriel manja.
"Iya, bentar lagi, mas pulang...!?"
"Sabar aja dulu!"
"Coba minum air hangat tambah gula supaya peningnya hilang," saran bagas khawatir banget.
"Nanti sore kita ke dokter," lanjut Mas bagas seraya mengakhiri pembicaraan.