Chereads / Si Biru Dan Si Oren / Chapter 3 - Si Biru Dan Si Oren Bagian 3

Chapter 3 - Si Biru Dan Si Oren Bagian 3

Bagian 3

Aku Kembali Untuk Tau, Bagaimana Rasamu Sekarang

Aku bertemu Oren kembali, Di sore hari dengan sedikit resah, Tentang kabarnya aku tenang. Biru berkata.

"Hallo Oren si perinduu."

Oren yang ingin marahh tapi Oren tetap tidak bisa, Oren selalu ingin marah, Tapi Oren selalu mengalah, Ntahlah mungkin marah pada Biruu hanya akan membuat Biru senang Oren menjawab.

"Hai rumah ternyaman, Tapi bukan rumahku."

Biru tertawa, Lalu berkata .

"Bisa saja kamu Oren masi menganggapku rumah, Padahal tidak ada jalan pulang buatmu Oren."

Oren sedikit bingung, Lalu Oren berkata.

"Rumah tetap lah rumahh, Aku hanya inginn biru membuka pintu untuk ku agar aku bisa masuk, Agar aku bisa beristirahat, Dan bercerita betapa lelahnya hari ini."

Biru hanya tersenyum, Biru berkata.

"Aku mengerti Oren, Aku ingin melanjutkan kisahnya, Dimana tokoh utama adalah Oren, Tapii ntah mengapa, Semesta tidak pernah

setuju jika kita bersama."

Oren berfikir, Lalu berkata.

"Kita berdua terlalu inginn, Tapiii semesta terlalu dinginn, Untuk kita semesta tidak mau kita terlalu lebih, Semesta tau mana yg terbaik Biruu."

Biru diam, Dan sedikit kaget dengan pemikiran Oren yang sedikit dewasa, Lalu Biru berkata.

"Haha iya Oren, Kita searah tapi gabisa pulang bareng."

Orenn diam dengan perkataan Biruu, Apakah Biru berharap pada Oren juga? Di kepalanya Oren bertanya tanya, Tapi jika Oren tanya pertanyaan itu sekarang hanya akan memperkeruh keadaan, Lalu Oren berkata.

"Ntah lahh, Bersabarlah Biruu semesta tidak akan ingkar janji."

Biru berkata dalam hati.

"Ternyata setelah 3 tahun berpisah sifatnya sedikit berubah, Ntah apa yang membuatnya menjadi sedikit dewasa, Mungkin karena sadar."

Biru terdiam dan tidak bisa mengatakan apapun, Lalu dengan paham Oren berkata lagi.

"Biruuu aku ingin pulangg, Biarkan aku kembali ke rumah."

Lalu biru spontan menjawab.

"Iya Oren."

Lalu Biru bergegas berjalan, Di tengah perjalanan Biruu berfikir sambil menatap langit yang hampir gelap.

"Masi ada ruang untukmu Oren, Tapi tidak untuk semesta, Aku ingin memulainya tapi semesta tidak menyetujuinya."