Chereads / Si Biru Dan Si Oren / Chapter 4 - Si Biru Dan Si Oren Bagian 4

Chapter 4 - Si Biru Dan Si Oren Bagian 4

Bagian 4

Aku Memikirkannya

Selepas Biru sampai di rumahh, Biru berbaring melihat langit langit, Lalu berkata.

"Ntah kenapa, Untuk saat ini, Aku sangat menginginkanmu Oren, Datanglah kembali di waktu sore nanti, Aku akan menunggumu."

Biru ingin sekali mengungkapkanya, Tapi Biru bingung.

"Apakah Oren masi mempunyai tempat untuk ku?"

Sama seperti Oren, Tapi Oren Masi bertanda tanya tentang yang tadi di katakan oleh Biru.

"Apakahh Biru mengharapkanku? Tapi kenapaa Biru baru saja sadarr, Kenapa harus sangat lama, kenapa tidak kemarin? Kenapa sangat membingungkan?"

Oren tidak tau harus sedih ataupun bahagia, Tentang birunya yg kembali tapi rasanya sudah hilang Oren ingin bertanya tapi takut merusak suasana. "Tapi itu perlu." Ucap Oren.

Keesokkan harinya, Oren dan Biru bertemu kembali di tempat yg sama, Suasananya pun sedikit berbeda Biru mendahului pembicaraan.

"Orennn, rindu lagii?" Ucap Biru sambil tertawa, Lalu Oren menjawab.

"Tidak Biruu, Aku sudah tidak ingin rindu lagii, Aku sudah lelah tentang rindu." Nafasnya mengehela Biru berkata.

"Orenn? Sudah lelah dengan semuanya?" Lalu Oren menjawab.

"Tidak Biruu, Aku sudah selesai dengan semuanya."

Biru kagett, Biru bingung apakah sekarang waktu yang tepat untuk menanyakan ini? Mungkin sekarang akan selesai.

"Orenn, Bisakah kembali untuk sekali lagi? Aku menyayangimu Oren."

Oren diam, Terkejut marah kesal rasanya campur adukk, Air matanya menetes,, Lalu Oren berkata.

"Biruu kamu terlalu egois jika aku kembali, Selama 3 tahun ini kamu kamana!? Aku selalu mencintaimu sendirian, Menyayangimu sendirian, Itu tidak adill Biruu, Sekarang aku sudah selesai dengan semuanya, Lalu kamu dengan gampangnya bilang "Bisakah kembali untuk sekali lagi?" Egoiss Biruu, Kamu egoiss aku sudah mencoba beberapa kali Kembali, Tapi kamu tidak pernah mau untuk aku kembali, Kamu selalu menyuruhku pergii, Ini egoiss Biruu."

Oren yang marahh sambil menangis, Oren hanya ingin melepas semua beban yg ada di pikirannya selama 3 tahun ini, Lalu Biru memeluk Oren untuk menenangkan nya, Lalu biru berkata dalam hati.

"Aku lebih memilihmu di banding semesta Oren, Tapi jika kamu tak mau, Aku lebih memilih untuk mengikhlaskanmu dari pada menginginkanmu."

Setelah Oren berhenti dari tangisnya, Biru pun menatap Oren dan berkata.

"Maafkan aku Oren, Selama 3 tahun membiarkanmu melakukannya sendirian, Maafkan aku."

Oren menjawab sambil sedikit menangis.

"Tidak Biruu, Itu semua aku yg melakukan, Aku yg memulainya dan aku yg harus menyelesaikannya."

Lalu Biru menjawab.

"Maaff untuk sadarku Oren, Aku terlambat."

Oren menjawab.

"Tidak Biruu, Kamu terlalu mengikuti semesta, Kita bisa mendapatkan yang terbaik, Tapi tidak dengan yg sempurna."

Biru terdiam dengan perkataan Oren, Biru langsung bertanya pada dirinya sendiri.

"Apakah aku kehilangan yang terbaik?"

Oren melihat Biru terdiam lalu Oren menjawab.

"Maafkan aku Biruu, Ruang kosong yang terbiasa di isi olehmu kini ruang itu sudah hilang dan menjadi semu, Aku tidak ingin menyiksa diriku sendiri untuk lebih lama lagii, Aku sudah lelah dengan semuanya, Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menyelesaikannya, Maafkan aku Biruu."

Biru diam menatap langit lalu berkata.

"Maafkan aku semesta, Aku terlalu menunggu yg sempurna."

Oren menjawab.

"Tidak apa apa Biruu, Aku sudah selesai sampai saat ini, Jika aku menerimamu sekarang mungkin itu lucu, Bahkan semestapun akan tertawa melihat betapa bodohnya kita berdua, Bodoh tentang Oren yang selalu mencintai sendirian dan bodoh tentang Biru yang sadar di waktu yg telah berakhir, Tapi entah mengapaa aku sudah tidak menginginkanmu sama sekali, Sama sekali Biruu, mungkin waktu sudah menjawabnya, Bahwa sesuatu yg di jalani sendirian itu tidak akan pernah selesai."

Biru diamm raut wajahnya kagett, Lalu Biru berkata.

"Terimakasih Oren, Jawabmu membuatku tauu, bahwa sesuatu yang sempurna tidak akan pernah ada."

Biru pun memberi Oren suratt berisi tulisan, Tapi Biru berpesan.

"Orennn, Setelah selesai membacanya simpan dengan rapii, Lupakan langit biru yang selalu membuatmu memikirkannya tanpa kenal waktu."

Setelah Oren menerima surat tersebut, Oren pun berlari untuk pulang ke rumah, Karena Oren tau, Surat tersebut adalah surat pertemuan terakhir dengan Biru, Lalu sebelum membuka Oren mengucap dalam hati.

"Sampai jumpa Biru, Terimakasih telah mengisi hari hariku."