Laras berjalan gontai menuju sofa yang berada tepat di samping Randi termenung. Ditatapnya dari samping wajah laki-laki yang pernah mengisi hatinya bahkan sampai sekarang. Wajah sendu bercampur kelam sangat kentara tersemat di raut wajahnya. Lamunan keruh yang ia selami nampaknya sangat asyik sampai-sampai tidak sadar ada orang lain di ruangan ini.
"Randi?" panggil Laras setelah beberapa saat.
Seolah ditarik keras dari lamunannya, Randi menoleh. Matanya yang semula sayu jadi setengah terbelalak saat melihat sesosok perempuan dengan baju sama dengannya. Baju rumah sakit berwarna biru dengan motif gari-garis tipis. Peerempuan yang semalam menyelamatkan nyawanya dari hantaman mobil yang melaju sangat kencang. Jika saja Laras tidak memeluk tubuhnya pada detik itu, mungkin Laras masih bisa selamat. Dia tidak akan memakai baju yang sama dengannya. Mungkin pula calon bayi yang ada di rahim Laras masih ada sampai sekarang.