Lima detik saja rasanya, Panji dibuat melayang ke alam bebas ketika sayup-sayup telinganya mendengar nyanyian malam penghantar tidur yang entah dari mana asalnya. Kantuk melanda mata, hingga ingin masuk ke alam bawah sadar, namun tidak bisa bertahan lama sebab Satya datang dengan langkah yang tergesa.
"Keluar, Laras ada di dalam."
Seolah diseret dari alam bawah sadar, kontan Panji berdiri. Dengan langkah yang sama terburunya, dia mengikuti Satya di belakang. Melupakan Widia yang sendirian di dalam mobil dalam keadaan tidur. Karena sumpah demi apapun, yang ada di pikiran Panji hanyalah Laras seorang. Dan ketika Satya mengatakan bahwasanya di dalam rumah sakit ini benar ada Laras, Panji seperti menemukan harta karun dari bawah tanah yang sudah ia cari dengan susah payah.
Ada perasaan cemas bercampur lega saat Satya menggiringnya pada sebuah ruang rawat inap di lantai tiga. Dengan papan nama bertuliskan Dahlia, Panji mengetuk pintu itu dengan sedikit tergesa.
Tok! Tok! Tok!