"Buat apa sih, Mah? Aku males, ya, kalau harus masak aneh-aneh cuma buat Panji. Paling nanti ujungnya nggak dimakan sama dia gara-gara dilarang sama istrinya." Gina terus menggerutu saat Sekar memberikan sebuah apron untuk dipakai.
Mereka berdua kini tengah berada di dapur, karena setelah mandi Sekar berteriak-teriak meminta agar Gina segera keluar kamar dan turun ke dapur. Dan di sinilah Gina sekarang. Duduk diam di atas meja makan sembari memperhatikan Sekar yang tengah memotong-motong bawang putih.
"Kamu jangan banyak protes, cukup turutin permintaan Mamah. Ini juga buat kebaikan kamu, bukan kebaikan Mamah."
Adalah omong kosong belaka. Sebab Sekar selalu menginginkan agar Gina menikah dengan Panji agar perusahaannya selalu mendapat suntikan dana juga investor tetap sekaligus paling besar dari perusahaan milik Panji. Lagi, tidak mungkin Sekar mau repot-repot membuang waktunya yang sangat berharga itu hanya untuk memasakkan makanan seperti ini.