"Seperti yang kamu ketahui, keluarga saya itu bukan keluarga sembarangan yang bisa dimasuki orang asing. Apalagi orang itu memiliki potensi yang dapat merusak nama baik keluarga, seperti kamu." Bak ditusuk dengan belati panas, hati Laras dibuat kebas. Ia memalingkan wajahnya, berusaha menyembunyikan sejumput kecewa di raut wajahnya.
"Kamu dengar? Adalah sebuah keberuntungan emas karena kamu bisa masuk ke dalam keluarga saya, apalagi dengan keadaan berbadan dua yang sialnya bukan darah daging keluarga kamu." Diana menatap Laras dengan remeh.
"Kamu bagaikan benalu, debu, aib dan dosa bagi keluarga kami. Harusnya kamu tahu diri, agar tidak menerima lamaran cucu saya, Panji.",