Viona kesulitan untuk menekan tombol lift. Karena, kedua tangannya penuh oleh barang bawaan.
Viona berpikir, tidak mungkin untuk meletakkan dokumen-dokumen itu di lantai marmer kantor. Sebab hal itu sama saja, mengotori kertas-kertas dokumen penting tersebut.
Akhirnya, berkat kecerdikan akalnya Viona berhasil menekan tombol lift, menggunakan sikunya. Tanpa harus meletakkan dokumen-dokumen penting itu di atas lantai.
"Ah, berhasil juga akhirnya," seru gadis itu dengan lega.
Ting. Pintu lift pun terbuka. Viona berusaha masuk ke dalam lift dengan sangat hati-hati. Supaya tumpukan dokumen yang itu tidak jatuh berserakan.
"Tampaknya bawaan anda sangat banyak, ya." Terdengar suara pria yang tidak asing baginya
"Hah?" seru Viona sedikit terkejut ketika mendengar itu. Gadis cantik berambut pirang itu mengangkat kepalanya.
Pipi Viona bersemu merah jambu ketika melihat pria yang menyapanya itu ternyata adalah Daniel Alexander, Sang General Manager.
