Viona merintih lirih, sambil memegangi lutut kirinya. Tentu saja sontak hal itu menjadi perhatian Nyonya Deborah.
"Oh My God! Ada apa dengan lulutmu sayang? Kenapa bisa lebam biru begini?" cecar Nyonya Deborah.
Wanita itu sedikit terkejut ketika melihat lebam membiru yang cukup besar di lutut kiri putri semata wayangnya itu.
"Ah tidak apa-apa, Ma. I am Okay. Don't worry," balas Viona dengan sedikit berbohong. Gadis itu tidak ingin membuat ibunya khawatir.
"Ah, tidak apa-apa bagaimana ini sampai biru begini?" sergah Nyonya Deborah.
"Please don't lie," imbuh Nyonya Deborah sambil menatap wajah putri kesayangannya itu. Kedua alis wanita setengah baya itu bertaut.
Viona terdiam, ia tidak bisa melawan sang ibu. Gadis itu tahu ia tidak bisa berbohong kepada ibunya.
"Iya ma, Ini Viona habis tidak sengaja terjatuh di stasiun kereta, karena lantainya sedikit licin," kilah Viona.