Perjalanan yang takkan pernah bisa untuk dihentikan oleh sang waktu ketika perasaan itu semakin hari semakin datang. Berawal dari pertemuan itu sehingga memberikan percikan perasaan antara sebuah persahabatan. Sebenarnya Gladys ingin sekali untuk menepiskan perasaan itu tapi perasaan itu semakin hari semakin dalam.
Gladys merasa ingin menepiskan perasaan itu karena dia tidak ingin terjebak dalam sebuah persahabatan dengan percintaan. Namun semakin dia tepiskan rasa itu semakin membara dalam jiwanya. "Mungkinkah aku harus jatuh cinta lagi Kepada sahabatku?" Dia menggumam dalam hati kecilnya. Tatapan kedua matanya terlihat begitu dalam kebimbangan dalam jiwanya. "Tuhan apakah mungkin dia adalah lelaki yang terbaik yang selama ini akan dipertemukan dengan aku?" lalu dia mulai terdiam sambil menatap ke sudut kosong Kedai Kopi. "Bukan aku mohon jangan biarkan perasaan ini hadir dalam diriku.
*