Renata harus terpuruk dalam sebuah kesedihan yang cukup mendalam. Tatapan kedua matanya terlihat penuh dengan luka. Dia tidak menyangka cinta yang dia pertahankan ternyata menyakitinya.
"Kamu terlalu jahat Mario!"
Gladys melihat wajah Renata yang penuh dengan sebuah kepedihan. Dia mulai menghampiri Renata. Dia berusaha untuk menghibur Renata yang sedang duduk di sebuah bangku depan kamar kos-kosan pada titik dia bisa merasakan jika sahabatnya mengalami sebuah luka batin yang mendalam.
"Untuk apa kamu memikirkan seseorang yang sudah pasti, dia tidak akan pernah bisa untuk mencintai kamu untuk selamanya. Percuma aja kamu bertahan dengan orang itu tapi kenyataannya kamu harus ditinggalkan untuk selamanya. "
"Sekali lagi maafin aku ya. Karena aku tidak pernah mempercayai apa yang telah kamu katakan seminggu yang lalu tentang perselingkuhan antara Mario dengan Nadine. Aku memang sahabat yang bodoh selalu saja buta akan cinta. "
"Re, kamu jangan berkata seperti itu. Setiap orang akan mengalami cobaannya masing-masing. Termasuk aku yang dikhianati cintanya."
"Kenapa ya semua pria itu brengsek semua tidak ada seorang pria yang tulus mencintai perempuannya?" Renata mulai berpikir jika semua pria itu brengsek. Dia merasa hatinya terhianati oleh sebuah perselingkuhan.
"Jangan memukul rata jika semua pria itu brengsek. Mungkin saja kita hanyalah seorang perempuan yang bertemu dengan pria yang salah di waktu yang salah. " Gladys mulai menyudutkan sebuah senyuman di bibirnya. Dia mulai menatap wajah sahabatnya yang tampak begitu sangat galau karena habis putus cinta.
"Ternyata putus cinta itu seperti ini ya?" Renata baru saja merasakan cinta yang sesungguhnya hadir dalam kehidupannya. Namun dia harus menelan sebuah cinta yang pada akhirnya membuat luka sayatan dalam hatinya. Meskipun tidak terlihat tapi rasa perihnya begitu sangat menjalar hingga ke ulu hatinya.
"Luka batin itu akan sulit untuk disembuhkan dan masih memerlukan banyak waktu. Jangan pernah terburu-buru untuk mencintai seseorang jika pada akhirnya harus terhempaskan kembali akan sebuah luka. Dalam sebuah hubungan tentang cinta kita harus siap untuk hati dan mental kita yang terluka. "
Renata mulai menceritakan kejadian dua hari yang lalu kepada Gladys ketika dia bertemu dengan Nadine di sebuah kedai kopi tua. Saat itu dia dihubungi oleh Nadine karena Nadine ingin membicarakan sesuatu hal yang sangat penting sekali. Lalu dia pun mulai setuju dengan usulan dari Nadine untuk bertemu di sebuah kedai kopi tua. Tepatnya di hari Minggu pukul 04.00 sore.
Renata sudah menunggu di sebuah bangku nomor lima dekat jendela kedai kopi Tua. Dia mulai mengawasi lingkungan sekitarnya yang masih sepi pengunjung hanya terdengar suara instrumen musik-musik yang telah diputar oleh pihak kedai kopi. Dia juga mendengarkan sebuah mesin kopi yang sedang bekerja. Dia merasakan ada sesuatu hal yang rahasia disembunyikan oleh Nadine tentang kekasihnya.
Beberapa menit kemudian Nadine pun datang memasuki sebuah pintu keluar masuk kedai kopi. Dia menggunakan pakaian dress berwarna pink dan menggunakan sebuah sepatu high heels berwarna putih. Dia terlihat begitu sangat cantik dan seksi menggunakan dress dengan bagian punggung yang sedikit terbuka. Dia mulai melangkahkan kedua kakinya perlahan-lahan hingga membuat beberapa pengunjung fokus terhadap dia.
Nadine seorang selebgram yang cukup terkenal di media sosial manapun juga. Beberapa orang juga mengenal siapa Nadine sebenarnya. Hal itu membuat Renata cukup insecure terhadap Siapa dirinya. Sebenarnya dia juga merasa sangat curiga sekali terhadap Nadine yang selalu saja membuat konten bersama dengan Mario, kekasihnya.
Nadine tampil begitu sangat sempurna di mata lingkungan sekitar kedai kopi. Sementara Renata hanya menggunakan kaos dengan celana jeans dipadukan dengan sepatu kets berwarna putih yang sedikit kusam. Dia sudah memesan secangkir kopi latte sebagai pembuka.
Kedua langkah kaki Nadine mulai berhenti di depan Renata. Lalu dia mulai berkata, "Sorry aku sedikit terlambat. Tadi aku habis bikin konten endorse beberapa barang yang telah diberikan oleh klien-klien ku. "Dia mulai mendongakkan kepalanya sedikit ke depan. Kata-katanya terbilang begitu sangat aku dan jutek. Bahkan senyumannya terlihat sedikit dipaksakan ke Renata.
"It's okay. Aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena aku tahu jika kamu terlalu sibuk. Yang aku tahu kalau pekerjaan Aku tidak terlalu penting bagi orang-orang banyak." Kata Renata. "Kalau gitu Silakan aja duduk. Kamu mau pesan apa biar aku aja yang bayarin kamu."
"Sorry nggak usah repot-repot. Aku bisa bayar sendiri kok karena aku bukanlah seorang pengemis!" Balas Nadine menatap wajah Renata yang terlihat begitu sangat jutek sekali. Tatapan kedua matanya terlihat tampak begitu sangat sinis ke arah Renata.
Renata pun tersenyum menatap Nadine yang sedang memanggil seorang pelayan. Dia merasa ada sesuatu hal yang penting. Bahkan dia terlalu takut untuk mendapatkan sebuah kenyataan yang sangat pahit.
" Ada apa kamu meminta aku bertemu di sini? "Tanya Renata menatap wajah dari Nadine.
Nadine mulai menyodorkan sebuah alat tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif. Lalu dia mulai berkata kepada Renata, " Kamu tahu kan kalau aku sudah mengandung anak dari Mario. Dan kami berencana untuk menikah secepatnya agar anak ini bisa lahir dan memiliki seorang ayah."
Renata tampak begitu sangat terkejut sekali dengan kabar yang telah dia dengar langsung dari Nadine. Dia tidak menyangka jika pria yang selama ini dia percaya ternyata pria yang brengsek. Dia merasa dikhianati cintanya oleh Mario.
"Ini nggak mungkin. Kamu nggak bercanda ke Nadine?" Renata berusaha untuk menepiskan bahwa Mario adalah tipikal lelaki yang setia terhadap dirinya. Dia sudah menjalin sebuah hubungan dengan Mario sudah hampir dua tahun lebih.
Nadine pun hanya tersenyum lalu dia mulai berkata kepada Renata. "Renata kamu terlalu lugu untuk menghadapi pria seberengsek Mario. Dia hanya main-main saja dengan kamu. Bahkan dia pernah berkata bahwa kamu adalah sebuah keset untuk kehidupannya."
Renata hanya diam saja saat itu. Bahkan dia tidak bisa untuk berkata-kata apapun lagi. Kata-kata dari Nadine begitu sangat menyayat hatinya. Bahkan dia tidak bisa untuk menatap dunianya kembali. Dia Boleh mengepalkan kedua tangannya penuh dengan amarah yang meledak. Dia berusaha untuk mengontrol emosinya. Lalu dia mulai berkata untuk menanggapi ucapan dari Nadine. "Kalau memang kamu mencintai dia, kamu perjuangkan saja dia. Mungkin dia lebih pantas dengan kamu dibandingkan dengan aku yang hanya untuk sebuah keset kehidupannya saja!" Dia berusaha untuk bersikap tegar untuk menghadapi sebuah kenyataan pahit yang telah dihadapi saat ini. Dia tidak bisa berkata-kata apapun lagi selain membuka kedua matanya.
Kemudian seorang pelayan itu datang membawakan segelas jus strawberry untuk Nadine. Lalu Nadine pun mulai menatap wajah Renata yang tampak begitu sangat muram. Dia mulai tersenyum sambil menikmati segelas jus strawberry yang telah dia pesan.
Renata mulai membuka kedua kelopak matanya kembali. Dia merasa kejadian itu benar-benar membuat dirinya sadar bahwa cinta saja tidak cukup tapi kepercayaan sebuah hubungan itu penting untuk dijaga. Dia merasa jika cinta tidak akan pernah berpihak kalau masih ada sebuah peluang di luar sana.
Renata merasa dadanya begitu sangat sesak sekali ketika mengingat kejadian itu. Dia mulai memeluk tubuh dari Gladys lalu dia mulai berkata. "Kenapa ketika aku benar-benar mencintai, seseorang itu malah menghianati aku dengan perselingkuhan?"
Lalu Gladys mulai menanggapi pertanyaan dari Renata. "Sebuah cinta sejati tidak akan pernah muda untuk didapatkan, kita harus melewati beberapa cinta-cinta yang akan membuat kita terluka agar kita bisa terbiasa menghadapi ujian cinta yang begitu berat."
*
Di rumah Sekar terlihat wajahnya tampak begitu sangat bete sekali. Dia tidak memegang sepeser uang pun. Dia hanya mampu untuk meratapi nasibnya karena tidak bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Kenapa aku harus menikah dengan lelaki yang tidak berguna seperti dia?!" Sekar mulai menggerutu dalam hati kecilnya penuh dengan penyesalan ketika menikah dengan Brahma. "Ternyata cinta saja tidak akan pernah cukup jika kenyataannya butuh uang untuk makan. "
Sekar pada akhirnya pun mulai iseng-iseng untuk meminjam uang secara online. Dia sangat terdesak sekali dengan kebutuhan sehari-hari. "Ya udahlah lebih baik aku meminjam uang secara online daripada aku harus meminjam uang ke keluarga ataupun tetangga."
Akhirnya Sekar pun berhasil meminjam uang sebanyak sepuluh juta. Dia ingin menggunakan uang itu untuk membeli beberapa kebutuhan di rumah. Dia bahkan tidak peduli dengan apapun yang akan terjadi kedepannya. Dia juga menulis penanggung pembayaran adalah suaminya.
"Lumayanlah buat beli kebutuhan sehari-hari dan sisanya untuk jalan-jalan buat menghirup udara segar di luar. Oh ya aku juga harus membeli beberapa Skin Care ku yang udah habis. "
Sekar segera pergi dari rumah kontrakannya. Dia merasa tidak tahan sama sekali dengan kehidupan yang serba kekurangan. Dia langsung saja memesan sebuah taksi untuk mengantarnya ke sebuah mall terdekat. Dia ingin bersenang-senang untuk dirinya sendiri. Wajah yang tanpa begitu sangat muram dan tertekan kini menjadi wajah yang penuh bingar kebahagiaan.
*