Aku mulai melangkahkan kedua kakiku perlahan-lahan sambil menatap perasaanku yang hancur dan lebur saat itu. Aku tidak tahu harus percaya dengan siapa lagi selain pada diriku sendiri. Mungkinkah dia menghianati diriku saat ini.
"Kenapa kamu khianati aku? Apa salah aku?" Aku mulai mendongakkan kepalaku ke atas dalam sebuah pertanyaan dalam hatiku berulang kali. Dia bersama dengan pria lain. Perasaan itu begitu sangat perih sekali saat itu.
"Brahma!"
Aku tersentak dalam lamunan ku ketika ada seseorang yang mulai menepuk pundakku. Lalu, Aku menoleh kearah seseorang itu. "Ada apa?"
" Brahma Bos sedang memanggilmu. "Kata pria itu yang merupakan rekan kerjaku.
Kemudian aku segera beranjak dari tempat dudukku. Lalu meninggalkan pekerjaanku sejenak untuk menemui Bos Besar tempat dimana aku bekerja. Karena aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku untuk saat ini.
Aku mulai melangkahkan kedua kakiku perlahan-lahan keluar dari pintu dapur. Sungguh aku hanya berharap jika semuanya akan baik-baik saja. Kedua langkah kakiku mulai berhenti di depan pintu ruangan Bos Besar. Hatiku begitu berdetak begitu kencang sekali karena aku takut jika aku melakukan sebuah kesalahan dan aku kehilangan pekerjaanku. "Semoga saja semua itu tidak akan pernah terjadi!" Aku menggumam dengan nada yang begitu sangat diri sekali sambil mengetuk-ngetuk pintu ruangan Bos Besar.
"Masuk!"
Aku mendengar perintah dari dalam ruangan lalu aku segera membuka pintu utama menuju ruangan bosku. Dalam hatiku dadaku berdebar begitu sangat kencang sekali karena rasa takutku.
Kedua kakiku langsung melangkah memasuki ruangan kerja bosku. Rasa gemetar yang ada di dalam tubuhku saat itu. Karena aku belum sanggup kehilangan pekerjaan ini walaupun gajinya tidak seberapa. "Semoga saja semuanya akan baik-baik saja." Aku menggumam sekali lagi dalam hati kecilku sambil kedua mataku menatap ke arah tempat dimana bos ku sedang duduk.
Aku hanya mampu menelan saliva ku sendiri karena aku tidak mampu berbuat apapun itu juga. Aku hanya berharap jika semuanya akan baik-baik saja.
*
Alana menatap dengan kedua matanya kearah Zafran dan Sekar yang sedang duduk berdua. Dia ingin sekali Jika rumah tangga Sekar dengan Brahma berakhir. "Aku akan melakukan segala cara untuk memisahkan kalian berdua." Dia sangat bersikeras sekali untuk bisa mendapatkan cinta dari Brahma kembali. "Aku tidak akan pernah menyerah untuk melakukan hal itu." Dia cukup percaya diri sekali untuk bisa melakukan segala cara mendapatkan ambisinya dalam hal percintaan.
Sorot mata Alana tetap ke arah Zafran dan Sekar. Dia ingin sekali untuk memikirkan sebuah rencana agar bisa menjebak mereka berdua sehingga Sekar bisa kehilangan Brahma untuk selamanya. "Aku akan menggantikan posisimu, Sekar." Kedua rongga hidungnya mulai kembang kempis sambil memegang ponselnya secara diam-diam merekam mereka berdua. Dia juga meminta bantuan seseorang untuk mengerjai Zafran dan Sekar. " Tolong kamu segera urus mereka berdua. "Dia memberikan perintah kepada seseorang lewat Saluran telepon. Ia tidak peduli apapun yang akan terjadi karena yang dia inginkan hanyalah Brahma saja.
Alana sudah menyuruh beberapa anak buahnya untuk mengerjai Zafran dan Sekar. Di akan menjebak mereka berdua ke dalam sebuah hotel Lalu merekamnya dan memberikannya kepada Brahma.
Setelah Zafran dan Sekar selesai berbicara tentang beberapa hal. Mereka berdua pun pulang namun Di tengah perjalanan ada seseorang yang menghadangnya. Saat itu juga terjadi sebuah perkelahian. Beruntungnya Zafran bisa menguasai teknik beladiri secara baik sehingga bisa melindungi Sekar. Dia meminta agar Sekar masuk kedalam mobil. Ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terhadap Sekar walaupun Sekar sekarang bukanlah siapa-siapanya lagi.
Zafran berhasil untuk melumpuhkan mereka semua dengan kekuatan yang telah dimiliki. Dia memang sudah menguasai teknik beladiri dengan cara yang begitu baik sehingga bisa melumpuhkan beberapa lawan-lawannya. Setelah itu dia juga menyusul Sekar untuk segera masuk ke dalam mobil. Ia segera menyalakan mesin pada mobilnya namun sayangnya mesinnya mendadak tidak bisa dinyalakan sama sekali.
*
Ketika aku duduk di sana mendadak Jantungku berhenti sekejap, setelah mendengarkan ucapan dari pria paruh baya itu.
"Maaf saya tidak bisa melanjutkan untuk mempekerjakan anda sebagai pegawai saya."
" Maaf, apakah saya berbuat sebuah kesalahan, sehingga anda memecat saya? " aku mulai bertanya kepada pria paruh baya itu mengenai kesalahanku karena sejauh ini aku belum melakukan sebuah kesalahan di tempat kerja aku.
"Anda tidak melakukan sebuah kesalahan namun saya tidak sanggup untuk mempekerjakan Anda lagi. Karena sudah cukup dengan beberapa pegawai yang saya miliki saat ini. Ini saya berikan uang pesangon untuk Anda hari ini yang terakhir kalinya. "Pria itu memberikan satu kali gaji perhari. Namun aku tidak dapat menyangkal lagi perkataan pria itu. Dia berhak untuk memecat aku sementara aku tidak tahu harus mencari pekerjaan ke mana lagi.
Aku merasa hari ini merupakan hari yang paling menyedihkan untuk diriku. Karena setelah hari ini aku tidak tahu harus memberikan uang belanja dengan bentuk apalagi. "Semoga esok adalah hari yang lebih indah dan aku dapat pekerjaan yang lebih baik dari hari ini." Aku menggumam dalam hati kecilku saat itu. Bahkan aku merogoh saku celanaku yang hanya menyisakan uang satu lembar berwarna hijau yang bernilai dua puluh ribu rupiah. Saat itu aku hanya bisa mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepadaku.
Sementara uang yang telah diberikan oleh bos ku hanyalah dua puluh lima ribu rupiah Jadi totalnya aku hanya mendapatkan uang empat puluh lima ribu saja. Namun dari itu aku harus bersyukur tentang berapapun nominal yang telah aku dapatkan. "Mungkin di sini bukanlah rezekiku namun aku harus mencari pekerjaan lain untuk bisa memberikan uang belanja bagi istriku."
Setelah itu aku melangkahkan kedua kakiku keluar dari ruang kerja bosku. Rasanya hatiku begitu sangat sesak sekali. Namun aku berusaha untuk tetap tegar menghadapi apapun yang telah terjadi dalam kehidupanku saat ini. Bersyukur adalah cara yang terbaik untuk bisa menghadapi dunia yang tak lagi sama.
Aku akan mencari uang tambahan dengan cara menjadi tukang ojek online. Aku tidak pernah malu untuk melakukan sesuatu hal pekerjaan yang menghasilkan uang dengan cara halal." Brahma kamu harus semangat!" Aku berusaha untuk menyemangati diriku sendiri. Karena aku tidak akan pernah menjadi manusia yang lemah agar bisa menjadi seorang kepala rumah tangga yang baik bagi keluargaku.
Aku segera menyelesaikan pekerjaanku hingga pukul enam sore. Setelah itu aku pulang dan melakukan pekerjaan lain sebagai tukang ojek keliling.
" Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan sekali! "Aku menggumam dalam hati kecilku bahkan berharap jika semuanya akan baik-baik saja." Ya semuanya akan baik-baik saja. "
Kedua langkah kakiku langsung berjalan menuju ke motor. Lalu aku segera naik ke motor dan menyalakan mesin untuk berkeliling mencari penumpang.