Sebulan kemudian Brahma mendapatkan panggilan dari pengadilan agama untuk mengikuti sidang perceraian dengan istrinya. Sebelumnya mereka melakukan mediasi untuk menemukan jalan tengahnya.
Brahma dan Sekar terlihat ada sebuah rasa cinta dalam diri mereka masing-masing. Namun Sekar bersikeras untuk tetap berpisah dengan Brahma.
Brahma sudah pasrah dengan sebuah keadaan karena dia tidak ingin memaksakan sebuah hubungan. Dia ingin membebaskan perempuan yang telah dia cintai asalkan bahagia.
Brahma keluar dari ruangan mediasi. Bahkan Sekar mencoba untuk memalingkan pandangannya dari dia ketika mereka saling berpapasan satu sama lain.
"Aku yakin jika semua ini adalah hal yang terberat dalam kehidupanku tapi aku percaya sebuah takdir tidak akan pernah bisa menghianati. Aku masih sangat mencintaimu Sekar tapi kenapa kamu lakukan ini seakan kamu tidak pernah mencintaiku?"
