Elan bertemu dengan Elina bahkan mereka sempat mengobrol satu sama lain, Elina yang awalnya tampak begitu pemalu kini dihadapan Elan ia yang sudah menjadi begitu berani.
"Lan, kamu udah makan?" pekik Elina pada Elan menanyakan tentang dirinya.
Elan tersenyum saja, entah apa yang membuat mereka menjadi seperti sepasang kekasih palsu meskipun mereka mencoba sebaik mungkin untuk tidak membuat semua orang merasa kecewa terhadapnya.
"Kamu sendiri?" pekin Elan membalas pertanyaan dari Elina.
Dengan polosnya Elina mengambil bolpoin yang ada di tasnya dan ia menuliskan ke telapak tangan Elina, Elan tahu itu yang pernah dilakukannya dulu bersama dengan Elina. Namun kini Elina melakukan itu lagi, menjadi mengingat kenangan lama yang sempat terlupakan.
"Kamu masih ingat?" ucap Elan sedikit terheran.
Benar saja Elan merasa bahwa dirinya dengan Elina seperti de javu dan mereka yang kembali karena keluarga masing-masing.