Saat Seina termenung sendiri di kamar kostannya ia masih mengingat tentang Elan yang baru saja terkena kotoran burung ditangannya, memang sangat konyol tetapi Seina tak hentinya tertawa.
"Kasihan Elan,tapi itu hadiah," gumam Seina masih tertawa saja, bahkan Seina menceritakannya dengan Falen, hal konyol yang dilakukan oleh Elan.
Falen yang kala itu mendengar cerita masih saja tertawa, bagaimana dengan Seina yang jelas-jelas melihatnya langsung, sudah tidak tertolong oleh gelak suara tawanya.
Tiba-tiba Elan menelevon Seina.
"Apa Lan," ucap Seina dengan suara cuek, padahal ia menahan tawanya saat mendengar suaranya.
"Kamu belum tidur?" gumamnya .
"Jelas-jelas lagi nelvon," pekik Seina yang membuat Elan berfikir lagi apa yang akan ditanyakannya.