Chereads / WN {System' Admin Dari Dunia Lain} / Chapter 26 - Chapter 2 - Bagian 14 Penderitaan

Chapter 26 - Chapter 2 - Bagian 14 Penderitaan

Huh, retakan ini.... Tiba - tiba keluar energi sihir dari tubuku.

"Ahahahaha.... Ahahahaha..., Sepertinya kamu begitu menyayangi keluargamu itu"

"Itu bagus! Tetapi bagaimana dengan ibu tirimu? Teman - temanmu? Apakah kamu akan melindungi mereka juga sama seperti adikmu?"

Teman - temanku? Mereka hanyalah semut dihadapanku, aku sama sekali tidak memperdulikan nyawa mereka, saat ini prioritasku adalah menjaga keselamatan adikku.

"Hmm... Hmm.. Aku mengerti perasaanmu kok, saat ini hatimu sedang bergejolak kan? Hanya aku yang dapat mengerti perasaanmu, jadi, percayalah kepadaku. Jangan sungkan untuk bercerita kepadaku, aku akan mendengarkan apapun keluh kesah darimu jika itu kamu."

Apakah benar begitu? Jika aku tidak mendapatkan kekuatan ini, mungkin hingga saat ini aku hanya bisa mengurung diriku di dalam kamarku, hingga waktu berjalan hingga bertahun - tahun lamanya mungkin sampai kelulusanku. Mereka semua akan terus menindasku, pembullyan, pengkhianatan. Apakah kamu pernah merasakan itu?

Tidak memiliki teman untuk dipercaya, hingga matipun aku akan tetap terus menyendiri. Apakah kamu pernah merasakan semua itu?

"Tidak menjawab, sepertinya benar begitu yah? Aku mengerti kok Hm.. hmm...." sambil mengangguk.

Apa? Mengerti perasaanku? Jika itu diriku di masa lalu yang terlalu polos dan lugu, mungkin aku akan mempercayai kata-katanya, tetapi saat ini aku sudah pernah mendengarkan perkataan yang seperti itu, itu sama persis perkataannya dengan seorang gadis yang mengkhianatiku, aku muak dengan ucapan yang keluar dari mulutnya.

*Crack* Retakan yang mengikat seluruh tubuhku tiba - tiba hancur ketika aku mengeluarkan emosiku, energi sihir besar saat ini menyelimuti diriku.

Saat ini aku bisa menggerakan tubuhku.

"Jangan bercanda!!"

"Jangan membuatku tertawa!" Aku menyingkirkan tangan Asura yang memegang pundakku.

Saat ini Asura hanya terdiam ketika aku mengambil tindakan.

"Apakah kamu pernah mengalami rasa sakit ini? Di khianati oleh teman - temanmu, Dicampakan oleh gadis yang kamu sukai, tidak dipercayai oleh guru - gurumu, bahkan apakah kamu pernah merasakan dikhianati oleh seseorang yang kamu cintai?"

"Aku bertanya kepadamu apakah kau pernah mengalaminya? Hah?! Tentu saja tidak kan? Jadi berhentilah seolah-olah kau merasakan penderitaan ku ini! Orang yang tidak pernah merasakan rasa sakit mana mungkin bisa mengerti apa itu arti dari penderitaan yang sebenarnya! "

"... Jika kau merasakannya, mungkin kau akan mengerti apa arti dari rasa sakit yang sesungguhnya, penderitaan yang kualami ini terus menerus terjadi kepadaku hingga saat ini, dan kau saat ini bilang mengerti perasaanku seolah-olah kau telah berbagi melalui rasa sakit ini bersamaku. Sungguh, aku muak dengan sifat naifmu! Lihatlah kenyatannya, dunia ini memang buruk dari awalnya. Hanya ada keserakahan, dan kekejaman, tak kenal ampun, bahkan yang terburuk adalah kenaifan yang baru saja kau ucapkan, dari dulu hingga kini aku tidak pernah bertemu orang yang senaif dirimu itu, berbicara omong kosong seenaknya dengan mulutmu, apakah kau saat ini mengerti perasaanku? Jika kau tidak mengerti maka berhentilah mengucapkan kata yang tidak masuk akal itu, itu membuatku muak!"

Ya, hal yang membuatku bertahan sampai detik ini adalah karena Adik'ku, dia adalah orang yang terus memberiku semangat dikala aku sedang terpuruk oleh keadaan, dialah satu-satunya orang yang mengerti perasanku. Ini berbeda sekali dengan omong kosong yang baru saja diucapkannya.

Saat ini Asura sepertinya hanya terdiam setelah aku mengucapkan dengan nada yang tinggi, dilihat dari wajahnya, sepertinya dia membuat reaksi ketakutan di wajahnya ketika mendengarkan perkataan ku tadi.

Bagaimana aku tidak emosi, dia yang memancingku menjadi seperti ini, emosi dari dalam diriku meluap dan pada akhirnya aku mengeluarkan emosi yang tak terbendung itu.

Omong kosongnya, mengatakan bahwa itu adalah sesuatu hal yang biasa baginya, tetapi bagiku ucapannya adalah hal yang paling menyakitkan. Jika kamu tidak pernah merasakan penderitaan, maka berhentilah bahwa kau memahami arti dari rasa sakit itu sendiri. Orang yang tidak pernah menderita tidak akan mengetahui arti dari sebenarnya penderitaan. Ya, bahkan jika itu kamu, aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu.