Kejadian yang mengerikan selalu menimpa diriku. Selama ini aku tidak pernah mendapatkan kejadian yang baik sekalipun.
Dari kecil aku selalu dimarahi. Dimata orang lain mereka menganggapku salah. Selalu dan selalu sebuah kesalahan selalu tertuju ke arahku. Temanku, saat setelah kejadian buruk itu aku sudah tidak memiliki teman sekalipun. Ya, aku tidak membutuhkan teman. Mereka semua hanya akan menjadi musuhku. Setelah kejadian itu aku sama sekali tidak mempercayai dengan ikatan pertemanan. Pada akhirnya mereka semua juga pasti akan mengkhianatiku.
Bahkan ketika aku pergi ke sekolah baru sekalipun. Pada saat itu aku menggunakan bahasa yang formal dan tidak berbicara kepada siapapun. Menyendiri dan terus menyendiri sampai saat ini.
Untuk menghindari terulang laginya kejadian seperti itu, aku menggunakan bahasa yang formal dan memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutku.
Dunia busuk ini, kenapa aku berada di dalamnya. Kenapa semua ini terjadi kepadaku.
Penderitaan yang secara beruntun itu, tidak ada habisnya hingga aku duduk di bangku sekolah menengah atas.
Saat ini, masa depanku terlalu suram. Hal apa yang membuatku merasakan keterpurukan mental di saat aku sedang sedih, adikku yang selalu mendukungku.
Dia adalah orang yang selalu memberiku motivasi untuk hidup disaat ayahku pergi meninggalkan rumah untuk bekerja.
Tetapi ibu tiriku mengetahui hal itu dan memarahi adikku di dalam kamarnya supaya tidak bergaul denganku lagi.
Setelah mendengar ucapannya, aku kembali ke dalam kamarku dan mengunci pintuku dan murung untuk kesekian kalinya.
Mataku hanya ada kekosongan dan kehampaan. Jiwaku telah pergi entah kemana. Tidak ada motivasi untuk hidup dan selalu melampiaskan kekesalan ku ke arah foto keluargaku.
Foto itu terdapat ibu tiriku, ayahku dan adik tiriku yang terpajang di dalam kamarku.
Aku memukulnya berkali kali dengan tanganku dan membantingnya ke lantai sambil membayangkan kekesalanku terhadap foto itu.
Dengan tangan yang penuh darah, aku menaruh dendam ke semua manusia yang telah mengkhianatiku. Teman-temanku, guruku dan juga ibu tiriku. Seringkali telingaku berbisik untuk membunuh mereka semua, tetapi aku sama sekali tidak memiliki keberanian untuk melakukan perbuatan itu.
Hingga kini, aku selalu di bully dan dimusuhi oleh teman-teman sekolahku. Akibat dari masa lalu kelam itu, ada seorang teman sekolah masa kecilku yang saat ini sekelas denganku. Dia memberitahukan teman sekelas lainnya, bahkan ke kelas sebelah tentang perbuatan burukku yang mengakibatkan seluruh kelas menjauhiku. Walaupun begitu, ada satu orang yang mempercayaiku, dia adalah seorang gadis yang rumahnya bersebelahan denganku. Saat ini dia dikelas yang sama denganku. Tetapi walaupun dia adalah teman sekelas ku, aku sama sekali tidak mempercayai ucapannya. Aku takut, dia sama seperti mereka, mendekatiku lalu mengkhianatiku.
Lebih baik aku tidak memiliki teman sekalipun daripada nanti mereka mengkhinatiku dan akan ada penyesalan di hatiku. Justru itu, aku menjauhi gadis yang selalu menempel kepadaku. Menjauhinya supaya dia tidak akan terkena masalah kalau berada dekat denganku. Jika saja aku memiliki sebuah kekuatan yang dapat mengendalikan dunia ini.
Aku akan sepenuhnya mengubah dunia ini agar sesuatu yang buruk yang selalu menimpaku agar sirna dalam kehidupanku.
"Ehh... Apakah benar begitu?"
Tiba-tiba terdengar suara di dalam kepalaku.