*Melangkah*
*TOK-TOK-TOK* Suara ketukan.
Seseorang mengetuk pintu kamar mandi ini. Siapa? Apa mungkin itu adalah Kirino? Atau jangan-jangan ada musuh yang mengikutiku sampai kesini.
Mulai berdiri di bak mandi, dengan waspada aku melihat pergerakan bayangan yang ada di balik pintu kamar mandi ini. Dengan menyiapkan sebuah skill yang dapat membuatku menghilang tanpa meninggalkan jejak yang tersisa, dan juga untuk berjaga-jaga jika lawannya itu kuat, aku sudah menyiapkan skill yang dapat melarikan diri.
Tidak... Jika aku melarikan diri, bagaimana dengan adikku? Kakak macam apa aku ini yang meninggalkan adiknya sendirian untuk ditangkap oleh musuh.
Tetapi, aura ini sepertinya aku mengenalnya.
"Onii-Chan, apakah sudah mandinya?"
Ternyata itu adalah adikku sendiri. Sepertinya karena terlalu lama meninggalkan keluargaku, aku sampai tidak mengenali kalau itu adalah Kirino.
"Ya, sebentar lagi."
"Makanan akan segera dingin jika tidak cepat di makan."
Sepertinya aku terlalu lama di bak mandi.
"Iya, aku akan segera menyusul, kau duluan saja makannya."
"Baiklah."
Suara langkah kaki itu, langkah demi langkah mulai menghilang dan menjauh dari pendengaranku. Sepertinya adikku telah pergi.
Dengan merasa lega, aku kembali berendam di Ofuro.
"~Fyuhhh, akhirnya pergi juga."
Sepertinya aku terlalu lama berendam di bak mandi, menjaga kesehatanku itu sangat penting. Apalagi tubuh yang aku pakai sekarang ini adalah tubuh manusia. Tubuh manusia gampang terserang penyakit, jadi aku harus merawat tubuhku dengan baik agar tidak terserang oleh penyakit. Sepertinya aku harus segera pergi, jika tidak, aku khawatir akan terkena demam atau flu.
Dengan cepat-cepat untuk menyelesaikan mandiku, aku segera pergi dengan mengenakan handuk.
Pergi melewati ruang makan, di kursi itu terdapat adikku yang sedang melamun.
Sepertinya dia tidak memakannya, tetapi malah menungguku. Padahal sudah kukatakan makanlah duluan saja, tidak perlu repot-repot untuk menungguku.
"Ohhh, Onii-Chan. Apakah kamu sudah mandinya?"
"Sudah, kenapa kau belum Memakannya? Kan sudah kubilang untuk makan duluan saja."
"Aku hanya ingin menunggumu Onii-Chan. Mari kita makan bersama- sama".
Aku merasa kasihan dengannya, selama ini aku tidak memperhatikan adikku, jadi aku tidak tahu kalau dia mungkin mempunyai masalah atau sesuatu.
Sebagai seorang kakak, seharusnya aku harus memperhatikan adikku lebih baik lagi. Mulai dari sekarang, aku akan berubah, tidak akan mengurung diriku di dalam kamar lagi.
Dengan tersenyum aku menjawab ucapan dari adikku.
"Baiklah-baiklah aku mengerti. Tunggulah, aku akan mengenakan pakaian terlebih dahulu."
"Baiklah jangan lama-lama, kalau tidak aku akan menghabiskan semua makanannya sendirian."
"Oke, oke."
Segera bergegas pergi ke atas yaitu kamarku, aku mengenakan pakaianku dan kembali ke bawah untuk makan malam bersama adikku.
Berjalan dan duduk di kursi meja makan dan berhadapan dengan adikku, disitu mataku berfokus melihat ke arah makanan yang tersedia di depanku ini. Disana terdapat lauk yaitu kari yang sangat banyak.
Sepertinya enak.
"SELAMAT MAKAN."
Mengambil sumpit dan mangkuk yang berisi nasi dan lauknya adalah kari, aku mengunyah makananku dengan sangat lahap.
Ini sangat enak~
Setelah beberapa lama aku tidak merasakan masakan bumi, aku merasa masakan ini jauh lebih enak daripada masakan yang berada di alam Goxifolteria.
Dengan perpaduan rasanya, masakan buatan adikku memang yang terbaik. Rasanya sangat enak dan membuatku ketagihan.
Sudah sangat lama sekali aku tidak memakan masakan adikku, mungkin sudah beberapa ribu tahun jika dihitung.
Dengan wajah yang penuh bahagia.
"~Emmm... Masakan Kirino memang yang terbaik. Ini enak sekali~"
~Enak sekali °←••→° Keenakan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Oni-Chan makanlah perlahan! Tidak akan ada yang mengambil makanannya."
Dengan raut wajah yang senang aku membalas perkataan adikku.
"Habisnya ini enak sekali."
*~Nyam-Nyam*
Selagi aku berfokus dengan wajah bahagiaku, aku tidak menyadari kalau lauk dan nasi yang berada di mangkuk ku sudah kosong, tidak terasa jika makananku sudah habis saja.
Melihat ke arah depan, terdapat lauk yang masih banyak dan nasi yang berada di sebelahnya. Dengan perasaan yang senang ini, aku mengangkat mangkuk ku ke atas dan berkata.
"Aku mau tambah lagi."
"Baik- baik, aku akan segera mengambilkannya."
Kirino mengambil mangkuk ku, mengisinya dengan nasi dan lauk lalu mengembalikannya kepadaku. Setelah itu dia kembali duduk. Selain itu sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu.
"Omong- omong Onii- Chan."
Apa yang ingin dibicarakan adikku? Merasa penasaran, aku menghentikan pergerakan tanganku untuk memasukan makanan ke dalam mulutku. Beralih berfokus dengan adikku yang berada di hadapanku ini.
"Ada apa?."
"Aku baru saja mendapatkan telepon, katanya ayah dan ibu akan pulang minggu depan."
"Benarkah? Baguslah kalau begitu."
Ayahku akan pulang minggu depan, itu bagus sekali. Sudah lama sekali aku tidak melihat Ayahku. Aku sangat ingin melihatnya.
Perasaan yang kutunggu-tunggu ini adalah rasa rindu dengan Ayahku. Selama ini ayahku dan Kirino yang selalu merawatku dengan baik. Tetapi ada satu orang yang membuatku tidak senang, yaitu ibu tiriku.
Walaupun itu adalah ibunya Kirino, tetapi tetap saja aku tidak suka dengan wataknya.
Aku merasa aneh jika sifat ibunya berbeda jauh dengan anaknya.
Selagi aku memikirkan itu, aku melihat ke arah depanku, tepatnya wajah adikku. Wajahnya hanya terdiam dengan mulut yang masih mengunyah makanannya.